REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA— Kolombia telah menawarkan senapan serbu pertamanya yang dirancang dan diproduksi sepenuhnya di negaranya sendiri, menggantikan senapan Galil Israel yang telah dirakit di negara Amerika Latin itu sejak tahun 1990-an.
Pada 2024, dikutip Aljazeera, Kamis (2/10/2025), Presiden Gustavo Petro yang beraliran kiri menghentikan pembelian senjata dari Israel sebagai bentuk protes terhadap perang di Jalur Gaza.
Menurut data yang dipublikasikan oleh media lokal, Kolombia biasa memproduksi sekitar 30 ribu senapan Galil setiap tahunnya, yang digunakan untuk memerangi pemberontakan dan geng perdagangan narkoba yang beroperasi di sebagian besar wilayah negara itu.
AFP mengunjungi perusahaan manufaktur senjata dan amunisi milik negara Indomil di Soacha, sebuah kota dekat ibu kota Bogota, di mana senapan tersebut akan diproduksi.
Senapan baru ini terbuat dari baja dan polimer dan 15 persen lebih ringan dan 25 persen lebih murah daripada senapan Galil, menurut Manajer Umum perusahaan tersebut, pensiunan Kolonel Javier Camargo.
Kolonel Camargo menjelaskan bahwa tujuannya adalah untuk memproduksi 400 ribu senapan dalam waktu lima tahun untuk secara bertahap menggantikan senjata yang ada saat ini di angkatan bersenjata dan dengan demikian memungkinkan Kolombia mencapai swasembada.
Pada pertengahan September, Petro memutuskan untuk menangguhkan semua pesanan senjata dari Amerika Serikat sebagai tanggapan atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengeluarkan Kolombia dari daftar sekutu anti-narkotika AS.
"Tentara akan lebih baik jika membeli senjatanya atau membuatnya dengan sumber daya kita sendiri, jika tidak maka tidak akan menjadi tentara yang berdaulat secara nasional," kata presiden Kolombia pada saat itu.