REPUBLIKA.CO.ID, BATURAJA, – Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, melakukan sosialisasi penggunaan Aplikasi Jaga Desa pada Selasa. Sosialisasi ini bertujuan untuk mencegah penyimpangan dalam pengelolaan dana desa dengan melibatkan seluruh camat, kepala desa, dan operator di wilayah tersebut.
Kasubsi I Intelijen Kejari OKU, Abdullah Arby, menyatakan bahwa sosialisasi dilakukan secara bertahap, dimulai dengan desa-desa di Kecamatan Lubuk Raja. Langkah ini diambil untuk meningkatkan pemahaman hukum dan mendukung pengelolaan dana desa yang lebih transparan dan akuntabel.
Aplikasi Jaga Desa berfungsi tidak hanya untuk memantau anggaran desa, tetapi juga untuk meningkatkan transparansi dalam setiap program yang dilaksanakan di desa-desa setempat. Aplikasi ini menyediakan informasi tentang desa, aset desa, dan penggunaan dana desa yang dapat dipantau oleh pihak kejaksaan untuk meminimalisir penyimpangan.
“Jadi kalau ada laporan, kami langsung bisa melihat data desa di aplikasi ini. Aplikasi Jaga Desa juga terkoneksi ke Kejati Sumsel dan Kejagung RI,” jelas Abdullah Arby. Program Jaga Desa merupakan inisiatif dari Kejaksaan Agung Republik Indonesia di bidang intelijen dengan tujuan mencegah penyimpangan, terutama dalam pengelolaan dana desa.
Inisiatif ini didukung oleh Instruksi Jaksa Agung (INSJA) Nomor 5 Tahun 2023 yang bertujuan untuk mengoptimalkan peran intelijen kejaksaan dalam pengawasan pembangunan desa. Dengan aplikasi ini, pengawasan pengelolaan dana desa dapat dilakukan secara real-time, sehingga lebih transparan dan efektif.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
Ikuti Whatsapp Channel Republika