Rabu 08 Oct 2025 07:20 WIB

Menkes: RSPPN Panglima Besar Jadi Penyelenggara Tujuh Dokter Spesialis

Perlunya RS khusus untuk mendidik dokter-dokter TNI agar bisa cepat menjadi spesialis

Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Kepala BPOM Taruna Ikrar di RSPPN Panglima Soedirman i kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Menkes Budi Gunadi Sadikin, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan Kepala BPOM Taruna Ikrar di RSPPN Panglima Soedirman i kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman akan menjadi rumah sakit penyelenggara pendidikan utama (RSPPU) guna memperluas akses pendidikan tujuh spesialis dasar. Karena tujuh spesialis tersebut yang banyak  dibutuhkan Indonesia.

"Karena Bapak Presiden (Prabowo Subianto) juga menginstruksikan bahwa harus ada akselerasi penambahan jumlah dokter spesialis untuk melengkapi alat-alat kesehatan yang sekarang sudah makin terdistribusi ke seluruh rumah sakit di Indonesia," kata Budi di Gedung RSPPN Panglima Besar Soedirman, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga

Dia menyebutkan, ketujuh spesialis dasar itu mencakup, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, spesialis obstetri dan ginekologi, spesialis bedah, spesialis anestesi, serta dua spesialis penunjang yaitu spesialis radiologi dan spesialis patologi klinik. Menurut dia, perlu dilakukan percepatan pendidikan spesialis dokter.

Pasalnya, tingkat produksi dokter spesialis saat ini, tidak mampu memenuhi kebutuhan nasional, bahkan dalam 20 tahun ke depan. "Itu sebabnya tadi saya sudah laporkan ke Pak Menhan (Sjafrie Sjamsoeddin). Pak Menhan juga setuju agar rumah sakit ini segera dijadikan rumah sakit penyelenggara pendidikan utama untuk tujuh dokter spesialis itu," ucap Budi.

Dia menilai, perlunya RS khusus untuk mendidik dokter-dokter TNI agar bisa cepat menjadi spesialis dengan standar internasional. Sehingga, ketika lulus bisa didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Untuk tahap awal, menurut Budi, pendidikan spesialis di RSPPN Panglima Soedirman untuk memenuhi kebutuhan tujuh spesialis dasar di RS-RS milik TNI. "Saya minta izin, kalau Pak Menhan berkenan, untuk juga untuk dokter-dokter non-TNI," ujar Budi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاَذَانٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖٓ اِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْاَكْبَرِ اَنَّ اللّٰهَ بَرِيْۤءٌ مِّنَ الْمُشْرِكِيْنَ ەۙ وَرَسُوْلُهٗ ۗفَاِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۚ وَاِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِى اللّٰهِ ۗوَبَشِّرِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِعَذَابٍ اَلِيْمٍۙ
Dan satu maklumat (pemberitahuan) dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih,

(QS. At-Taubah ayat 3)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement