REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengerahkan segenap personil 7x24 jam untuk fokus menyelesaikan target pemulihan layanan satelit Telkom 1 yang telah dicanangkan jajaran direksi yakni tanggal 10 September 2017. Hal ini dalam upaya memberikan yang terbaik bagi pelanggan.
Lebih dari 1.000 teknisi TelkomGroup dari seluruh Indonesia terlibat dalam upaya pemulihan ini. Dalam kesempatan memimpin langsung recovery layanan satelit Telkom 1 di crisis center semalam (29/08), Dirut Telkom Alex J Sinaga menekankan kepada seluruh jajaran operasional untuk fokus pada segala upaya untuk mempercepat proses migrasi pelanggan baik dalam hal penyiapan transponder pengganti maupun proses repointing antena di sisi pelanggan.
Proses pemulihan layanan Telkom 1 dilakukan dengan memigrasikan pelanggan ke satelit Telkom 2, satelit Telkom 3S dan satelit lainnya. Hingga Rabu (30/8) pagi, progres pemulihan Satelit Telkom 1 untuk penyediaan transponder satelit pengganti sudah mencapai 100 persen sesuai target yang telah direncanakan.
Secara keseluruhan, baik itu progress penyediaan transponder dan repointing antena ground segment mencapai 55 persen dan akan terus dilakukan bertahap hingga 10 September 2017. Tercatat total pelanggan satelit Telkom 1 sebanyak 63 pelanggan dengan alokasi 29,26 Transponder Equivalent (TPE) dan jumlah site mencapai lebih dari 15 ribu site. Saat ini kecepatan recovery site mencapai 1.000 site per hari.
Hasil terkini dari investigasi yang dilakukan secara intensif oleh Telkom bersama Lockheed Martin selaku pabrikan Satelit Telkom 1, menyatakan bahwa Satelit Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali. Berdasarkan analisis yang mendalam, satelit tidak berfungsi normal, sehingga Lockheed Martin merekomendasikan agar dilakukan proses shut down untuk Satelit Telkom 1. Hal ini dilakukan untuk menghindari interferensi dengan satelit lain.
Satelit Telkom 1 diluncurkan pada 13 Agustus 1999 dan memiliki usia desain 15 tahun. Namun berdasarkan hasil asessment bekerja sama dengan Lockheed Martin pada 2014 dan 2016, satelit Telkom 1 dinyatakan dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal dengan kecukupan bahan bakar hingga beberapa tahun kedepan, sekurang kurangnya sampai dengan 2019.
Sejak 2016, Telkom telah memutuskan untuk meluncurkan satelit Telkom 4 di pertengahan 2018 yang memang telah direncanakan pada saat itu untuk menggantikan satelit Telkom 1 di slot orbit 108 BT. Jumlah kapasitas Telkom 4 lebih besar dari kapasitas satelit Telkom 1 sebagai upaya memenuhi kebutuhan transponder yang kian meningkat.
Dengan tidak berfungsinya Satelit Telkom 1, Telkom akan mengawal ketat agar peluncuran satelit Telkom 4 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Dengan masih berlangsungnya proses pemulihan layanan satelit Telkom 1, segenap manajemen Telkom mengajak masyarakat untuk turut mendoakan demi kelancaran dan kemudahan hingga proses selesai.
Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan masyarakat selama ini yang tetap mempercayakan layanannya kepada TelkomGroup.