REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekitar 30 perusahaan lintas industri telah menjadi klien Authentic Guards, salah satu startup binaan Indigo bidang proteksi keaslian barang. Menurut CEO dan Co-Founder Authentic Guards, Muqsith Ahmadi, kliennya tersebut berasal dari industri kosmetik, farmasi, hingga olah raga di Tanah Air
"Selain itu, kami sedang melakukan proses kesepakatan dengan sejumlah lembaga pemerintah," ujar Muqsith dalam siaran persnya, Selasa (30/1).
Muqsith mengatakan, pencapaian perusahan rintisan teknologi asal Pasirluyu Bandung itu, dicapai setelah membangun usaha sekitar setahun, dan kemudian memperoleh pendanaan dari Indigo Telkom pada pertengahan tahun 2017 lalu. Layanan primer perusahaannya, adalah proteksi keaslian barang, batching system, solusi pemasaran email, serta platform penelusuran merek.
"Kami juga bisa investigasi, kalau ada merek yang dipalsukan di daerah, maka kami laporkan ke pemilik merek," kata pria yang lama berkarir di Bangkok pada bidang teknologi penjualan ini.
Muqsith mengatakan, aplikasi miliknya akan membaca sebuah kode unik berupa QR Code dan ditempel melalui stiker hologram. Di dalam kode tersebut sendiri nantinya berisikan lima hingga enam digit alfanumerik yang dihasilkan dari algoritma Authentic Guards yang bisa digunakan untuk memvalidasi barang-barang, apakah palsu atau asli.
Oleh karena itu, kata dia, selain klien existing, layanannya bisa diterapkan pada banyak jenis barang. Contohnya fesyen, obat-obatan, suku cadang motor, dokumen, dan banyak lainnya selama benda atau produknya berbentuk fisik.
Sementara bagi masyarakat yang menggunakan aplikasi Authentic Guards, kata dia, akan memperoleh kemampuan validasi produk, juga akan disajikan informasi berharga seputar merek, produsen atau distributor, termasuk promo, dan info-info lainnya.
Perusahaannya pun, kata dia, memberikan informasi lengkap tentang produsen atau distributor yang akan memudahkan konsumen berinteraksi apabila ada complaint maupun pertanyaan seputar produk. "Konsumen juga akan mendapatkan informasi menarik seputar brands, seperti promo diskon, info produk dan penawaran menarik lainnya," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, Authentic Guards memposisikan diri sebagai sebuah layanan yang memberikan sebuah solusi antipembajakan sekaligus menawarkan sebuah alat analisis dalam membantu klien bisnis mereka dalam memantau produknya.
Authentic Guards sendiri, menurut Muqsith,merupakan salah satu startup dari delapan startup yang berhasil mendapat pendanaan awal program Indigo tahun lalu. Dengan dana tersebut, pihaknya menjalankan sejumlah strategi antara lain merekrut talenta sekaligus menyempurnakan layanan.
Muqsith menjelaskan, perusahaannya antara lain mengembangkan analytic platform untuk merek dan pengembangan aplikasi untuk iOS. Perusahaan juga berencana mengembangkan sayapnya ke Yogyakarta, Surabaya dan Medan, setelah fokus selama ini ke pasar Jakarta dan Bandung.
Di tahun awal-awal ini, kata Muqsith, perusahaannya masih terus berupaya mengenalkan solusi yang ditawarkan baik kepada para klien produsen atau konsumen di Indonesia. Secara simultan, mereka melakukan penetrasi pasar dengan membuka kantor perwakilan di Singapura (51B Circular Road, Singapura) serta Vietnam Office.