REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kemampuan memprediksi kemajuan perusahaan menjadi tantangan besar ke depan. Prediksi tersebut juga yang menjadikan Telkom mampu menjualnya sahamnya di New York Stock Exchange.
Hal itu dikemukakan pakar telematika yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Telkom Setyanto P Santosa setelah kegiatan bedah buku karyanya yang berjudul Untold Story IPO Telkom di New York Stock Exchange dan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Kegiatan bedah buku itu diselenggarakan di Auditorium MM-FEB Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur, Senin (19/3) lalu.
Menurut Setyanto, setiap perusahaan memiliki tantangan berat untuk menjadikan perusahaannya lebih maju. Hal itu menjadi tantangan yang harus diselesaikan pimpinan.
"Pengalaman kami sebagai direksi Telkom pada 22 tahun lalu itu terbukti dengan majunya Telkom saat ini," ujar Setyanto.
Acara bedah buku ini menghadirkan pembicara Vice Presiden Coorporate Finance PT Telkom Indonesia Siti Rakhmawati, pengajar FEB Unpad Ina Priminana, dan John Welly. Acara dimoderatori oleh Ketua Prodi MIM dan DIM Unpad Sulaeman Rahman Nidar.
Setyanto menjelaskan, kerja sama dari para direksi Telkom pada saat itu dalam mempersiapkan Telkom menjadi perusahaan go public kelas dunia. Yakni, bercerita melalui fakta, data, dan drama yang disusun berdasarkan kronologis.
Setyanto berharap bukunya dapat dijadikan pedoman anak muda zaman sekarang, khususnya yang ingin perusahaannya go public juga. Sebab, buku ini menceritakan secara lengkap kesiapan Telkom sebelum melakukan pencatatan saham perdana (IPO) di NYSE dan BEJ.
"Banyak manfaat yang bisa dipelajari dari perjuangan Telkom," katanya.
Ketua Harian HIMA DIM Unpad Daduk Merdika Mansur menilai saham go public bertujuan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan sehingga perusahaan bisa berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, IPO Juga bermanfaat untuk menambah permodalan.
IPO, menurut dia, untuk meningkatkan standar pengelolaan sesuai dengan standar pada aturan bursa efek. Seperti SOA (Sarbanes-Oxley Act), aturan tata kelola akuntansi yang ditetapkan di BEI.
Dalam buku tersebut, Presiden ke-3 RI, Prof Dr BJ Habibie, juga memberikan sambutannya. Demikian juga dari Dirut Telkom Alex J Sinaga, yang mengungkapkan pembelajaran yang bisa dipetik dalam mempersiapkan IPO sebuah perusahaan raksasa sebesar Telkom yang harus dilakukan di bawah tekanan.