REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang tahun 2018, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) telah menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kapabilitas bisnis digital. Yakni melalui pertumbuhan pendapatan bisnis digital yang menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan serta didukung oleh investasi pada infrastruktur broadband yang berkelanjutan.
Hal ini menjadikan Telkom mencatat kinerja yang jauh lebih baik pada kuartal pertama 2019 dengan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 34,84 triliun, tumbuh 7,7 persen dibanding kuartal pertama 2018. Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) juga mengalami peningkatan sebesar 8,8 persen menjadi Rp 17,53 triliun, begitupun dengan laba bersih yang tercatat naik 8,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 6,22 triliun.
“Pencapaian ini tidak lepas dari pertumbuhan bisnis digital yang terdiri dari connectivity broadband dan layanan digital yang meningkat 26,2 persen dibanding tahun lalu menjadi sebesar Rp 23,83 triliun dengan kontribusi 68,4 persen dari total pendapatan Perseroan,” ungkap Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga di Jakarta, Kamis (2/5) lalu.
Dari segmen mobile, entitas anak usaha Telkom, Telkomsel menunjukkan kinerja yang kian beranjak naik dengan pendapatan sebesar Rp 22,18 triliun, EBITDA Rp 12,14 triliun dan laba bersih Rp 6,47 triliun. Pencapaian ini bila dibanding periode yang sama tahun lalu tercatat tumbuh mencapai 1,4 persen, 1,3 persen dan 0,9 persen untuk pendapatan, EBITDA dan laba bersih.
Dari segi operasional, kinerja Telkomsel juga memuaskan dengan jumlah pelanggan 168,6 juta dengan basis pelanggan data 111,1 juta dan lalu lintas data yang terus meningkat 56,6 persen menjadi 1.408.872 terabyte. Untuk mengukuhkan diri sebagai operator dengan layanan digital terbaik, Telkomsel terus membangun Base Tranceiver Station (BTS) di kuartal 1 2019 ini sebanyak 8.405 dan seluruhnya berbasis 4G. Hingga saat ini, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 197.486 unit dengan BTS 3G dan 4G/LTE sebanyak 147.181 unit.
Jumlah pelanggan IndiHome pada kuartal pertama 2019 ini tumbuh 57,7 persen Year on Year (YoY) menjadi 5,5 juta pelanggan dan mempertahankan posisi IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia dengan market share sekitar 80 persen. Berbasis kinerja IndiHome ini, segmen Consumer mengalami kenaikan pendapatan sebesar 31,4 persen dibanding tahun lalu menjadi Rp 4,08 triliun.
Di kuartal pertama 2019, segmen Enterprise mencatat pendapatan sebesar Rp 6,32 triliun dengan pertumbuhan 6,3 persen pada periode yang sama tahun lalu. Begitupun dengan segmen wholesale dan international business yang mencatat pendapatan sebesar Rp 2,92 triliun dengan pertumbuhan 30,3 persen.
Belanja modal Perseroan di kuartal 1 2019 ini sebesar Rp 7,26 triliun, dengan alokasi terutama digunakan untuk membangun infrastruktur broadband baik untuk mobile yakni pembangunan BTS 4G LTE dan pengembangan sistem IT, maupun fixed broadband berupa jaringan akses serat optik ke rumah serta jaringan backbone serat optik bawah laut dan terrestrial.
“Kinerja di kuartal pertama 2019 yang baik ini dengan didukung penguatan kapabilitas broadband yang terus dilakukan secara berkelanjutan, kami yakin dan optimis tahun 2019 Telkom dapat mencatat kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ujar Alex.