REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Geliat jejaring sosial konvensional tidaklah menyurutkan ide guna memasukan unsur Islami. Ide yang ditawarkan bukanlah sembarang ide yang mengincar popularitas atau eksistensi seorang individu dengan ragam aktivitasnya. Lebih dari itu, ide yang dihadirkan adalah upaya menjembatani sesama Muslim yang menyebar di seantero dunia. Misi itu menjadikan ide memasukkan unsur Islami terasa lebih mengena dan mulia.
Berangkat dari misi tersebut, laman jejaring sosial Islami, muxlim hadir di tahun 2006. Muxlim didirikan oleh Mohammed El-Fatatry, pengusaha Muslim asal Mesir yang menetap di Finlandia. Laman ini bukanlah jejaring sosial biasa melainkan sebuah laman yang meliputi mesin pencarian, blog dan sosial media. Area bahasan yang ditawarkan laman ini sangat luas meliputi musik, hiburan, fesyen, kuliner, olahraga, budaya dan banyak lagi.
Kelebihan lain dari laman ini adalah pengakuan terhadap perbedaan gaya hidup dari setiap muslim. Perbedaan itu juga mencakup keyakinan dengan ragam latar belakang yang kemudian didiskusikan dan dipelajari. Diskusi yang dimaksud tentu didasari atas pemikiran dan kajian ilmu bukan sebatas emosi dan asumsi pribadi. Dengan dua hal tadi, muxlim coba mengajari pemilik akun untuk senantiasa bertanggung jawab atas pemikiran dan pendapatnya.
Berdasarkan data dari Alexa Traffic Rank, muxlim begitu populer di Singapura, Pakistan, Malaysian dan Filipina. Bahkan, laman ini mendapat pernghargaan dari Presiden Finlandia, Tasavallan Presidentin Kansaivalistmispalkinto pada Februari lalu. Bagaimana, tertarik ambil bagian dari geliat laman Islami? Klik saja www.muxlim.com.