REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Zahir Internasional memanfaatkan momentum Pameran Mega Bazaar Consumer 2014 untuk meluncurkan produk barunya, yakni Zahir Accounting 6.0.
“Zahir Accounting 6.0 kami hadirkan sebagai jawaban untuk membantu pengusaha dalam mengelola bisnisnya,” kata Managing Director PT Zahir Internasional Muhammad Ismail Thalib pada launching Zahir Accounting 6.0 di Arena Pameran Mega Bazaar Consumer 2014, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (5/3). Pameran tersebut digelar hingga Ahad (9/3).
Muhammad mengungkapkan, Zahir Accounting 6.0 merupakan penyempurnaan total dari versi sebelumnya yakni Zahir Accounting versi 5.0 yang telah hadir di pasar software akuntansi sejak tahun 2005.
Ia mengatakan PT Zahir Internasional menghabiskan waktu yang tidak sebentar dalam mengembangkan Zahir Accounting 6.0 demi menciptakan software akuntansi yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih efisien digunakan dalam berbisnis.
“Kami ingin mempersembahkan Zahir Accounting 6.0 sebagai software akuntansi yang perfect untuk bisnis, sekaligus membuktikan tagline yang senantiasa diusung oleh Zahir, yakni ‘Semua jadi mudah’,” tutur Muhammad.
Ditanya mengenai harga, Muhammad Ismail menyampaikan harga Zahir Accounting 6.0 bisa didapatkan mulai dari harga Rp 1,5 juta. “Kami memberikan diskon menarik hingga 25 perse bagi pengunjung pameran Mega Bazaar Consumer 2014 di Jakarta dan Surabaya,” tuturnya.
Muhammad menjelaskan, PT Zahir Internasional merupakan perusahaan pengembang software akuntansi dan bisnis dengan nama Zahir Accounting sejak 1996. Kini produk Zahir hadir di lebih dari 30 kota di seluruh Indonesia melalui jaringan cabang, agen dan reseller dan digunakan di lebih dari 30 perguruan tinggi ternama.
Menurut Muhammad, hingga saat ini, Zahir Accounting telah digunakan lebih dari 40.000 pengguna di seluruh Indonesia dan telah memperoleh berbagai penghargaan bergengsi serta meraih sertifkasi ISO 9001:2008. “Mayoritas pengguna Zahir Accounting adalah usaha kecil menengah (UKM), yakni pengusaha yang memiliki omset hingga Rp 50 miliar per tahun,” papar Muhammad Ismail Thalib.