Ahad 08 Nov 2015 07:50 WIB

Cara Mudah Minta Bantuan Polisi Lewat Aplikasi Panic Button

Android
Android

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tiga orang mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur yang menemukan program "panic button. Program ini kini menjadi ikon unggulan Polres Kota Malang. Mereka dihadiahi uang tunai masing-masing sebesar Rp 2,5 juta.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang M Bisri mengatakan penemuan ketiga mahasiswa Filkom itu sudah diaplikasikan untuk membantu Polres Kota Malang. Ketiga mahasiswa Filkom itu adalah Khusnul Aidil Santoso angkatan 2011, Arik Achmad Effendi (2010), dan M Rosyid Ridho (2012). Ia menuturkan aplikasi panic button tersebut bisa diunduh melalui telepon seluler android lewat play store. Dengan aplikasi itu, warga bisa menekan panic button tersebut dan terhubung di Polres Kota Malang, jika ada ancaman bahaya.

Hanya saja, lanjutnya, masyarakat juga tidak bisa main-main dengan tombol panic button tersebut, sebab ancaman pidananya juga cukup lama. Kapolres Kota Malang AKBP Singgamata mengatakan kemajuan teknologi informasi membuat semua yang dibutuhkan masyarakat seperti hanya dalam satu genggaman tangan, termasuk soal keamanan. Hanya dengan memanfaatkan fasilitas Android, kini masyarakat bisa menginstal aplikasi Panic Button Polres Malang Kota.

"Aplikasi ini bisa dibilang masyarakat memiliki polisi dalam genggaman. Panic Button on Hand merupakan terobosan dan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat, khususnya di Kota Malang, sebab hanya dengan menginstalnya dalam smartphone, meminta pelayanan keamanan kini sangat mudah, terutama ketika kondisi darurat," ujarya.

Ia menjelaskan penggunaan panic button tersebut hanya dengan membuka handphone, masuk Panic Button, tekan bantuan dan terkirim ke polisi. Alamat pengirim pun langsung terpantau melalui Google dan petugas pun dengan mudah mengetahui alamat yang memerlukan bantuan. Hanya dalam 10-15 menit, petugas akan datang ke lokasi tujuan.

Aplikasi panic button di Polres Kota Malang tersebut juga sudah dipamerkan di depan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti ketika memberikan kuliah tamu di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jumat (6/11). Setelah melihat video aplikasi tesrebut, Kapolri menyarankan agar mahasiswa yang hadir di acara itu untuk mengkreasi alat GPS tracking yang berukuran kecil. Alat itu bisa dipasang ke sepeda motor.

"Tingkat pencurian motor cukup tinggi, jika temuan panic button bisa diaplikasikan, mungkin GPS tracking nanti juga bisa diaplikasikan untuk membantu kepolisian," kata Kapolri.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement