REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rencana Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) untuk mendirikan reaktor daya eksperimental di Puspitek, Serpong, terus dilaksanakan. Tender untuk konstruksi atas desain yang telah dibuat akan berlangsung pada 2017.
Pertengahan Agustus lalu, BATAN melakukan kunjungan ke Jerman untuk berdiskusi dengan Nukem Technology, anak perusahaan BUMN Nukir Rusia Rosatom, yang akan mengimplementasikan proyek pembangunan reaktor daya eksperimental ini. Rosatom adalah BUMN nuklir asal Rusia yang didirikan pada tahun 2007 dan merupakan badan regulasi dari kompleks nuklir Rusia.
“Kunjungan BATAN ini adalah untuk memastikan perkembangan persiapan berbagai macam dokumen mengenai desain (reaktor daya) sebagai sebuah proyek untuk mengedepankan kepentingan nasional Indonesia yang terus dipantau oleh publik,” kata Wakil Ketua BATAN, Taswanda Taryo belum lama ini, melalui siaran pers.
Dia melanjutkan, BATAN juga mengapresiasi pengalaman kerja yang ditunjukkan oleh Nukem Technology dan pengalaman industri nuklir Rusia dalam mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) selama ini. Bulan April 2015 lalu, Indonesia dan Rusia mencapai kesepakatan untuk membuat desain pembangunan reaktor daya eksperimental di Serpong dengan kapasitas 10 MW. Proyek ini akan dijalankan melalui konsorsium RENUKO yang terdiri dari perusahaan Indonesia dan Rusia.
Perusahaan yang terlibat dalam konsorium ini adalah Rekayasa Engineering, Konsultan Kogas Driyap dan Nukem Technology yang akan mengerjakan proyek bersama dengan perusahaan lain di bawah Rosatom yang berpengalaman dalam mendesain dan membangun reaktor nuklir. Perusahaan-perusahaan itu antara lain Atomstroyexport, OJBM Afrikantov, SIA “LUNCH” dan Institut Kurchatov.
Dalam pertemuan di Jerman itu, BATAN mendapatkan masukan dan informasi perkembangan mengenai berbagai macam pekerjaan yang telah disepakati dalam kontrak kerjasama tersebut.“Pertemuan ini semakin meneguhkan adanya kerjasama yang baik antara kedua belah pihak untuk melanjutkan proyek ini dan proyek-proyek lainnya,” ujar Managing Director Nukem Technologies Ulf Kutscher.