REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan bisnis online ternyata menggiurkan PT Sharp Electronics Indonesia (SEID), untuk memperluas jaringan perdagangan secara elektronis (e-commerce). Di tahun ini, Sharp menargetkan peningkatan penjualan sebesar 500 persen.
"Tahun 2017 kami menargetkan kenaikan penjualan secara online lima kali lipat atau 500 persen," kata Senior GM Penjualan Nasional SEID Andry Adi Utomo di Jakarta, Rabu (25/1). Selama ini, kata dia, sebagian besar atau 80 persen penjualan barang elektronik Sharp melalui jaringan distribusi ritel secara tradisional seperti toko-toko elektronik.
Sisanya 18 persen penjualan melalui pasar modern termasuk pasar swalayan besar dan online, kemudian dua persen penjualan secara proyek. "Tahun 2016 penjualan Sharp secara online baru satu persen, kami harapkan tahun 2017 sedikitnya bisa memberi kontribusi penjualan lima persen," ujar Andry.
Apalagi, ia melihat di tengah pasar bisnis ritel tradisional yang cenderung turun, pasar online cenderung naik. Sejak tahun 2014, menurut dia, penjualan secara online di Indonesia terus tumbuh. Pada 2014 pertumbuhan penjualan online mencapai 45 persen, kemudian tetap tumbuh 37 persen pada 2015, dan 26 persen pada 2016. "Tahun 2017 bahkan (penjualan online) bisa tumbuh 22 persen," kata Andry. Hal itulah yang membuat pihaknya tergiur masuk ke jaringan perniagaan secara online.
Untuk mencapai target pertumbuhan penjualan secara online yang signifikan tersebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah produk elektronik yang khusus dan unik sesuai kebutuhan pasar online yang biasanya sangat perhatian pada masalah harga, keunikan, dan teknologi. "Kami akan membuat produk-produk yang unik untuk pasar online, seperti ultrasonic washer (penghilang noda kain dengan teknologi ultrasonik), serta barang-barang kecil lainnya," ujar Andry.
Namun, SEID, kata dia, tidak akan langsung main ke jaringan perniagaan secara elektronis tersebut, melainkan kerja sama dengan bisnis yang menjual barang elektronik online yang sudah ada seperti Lazada, Blibli, dan Bhineka.com. "Bahkan kami juga mengajak dan mengajari para mitra kami di pasar tradisional untuk ikut masuk ke bisnis secara online," kata Andry.
Tahun 2016 SEID menurut Andry membukukan pendapatan sekitar Rp 7,8 triliun tumbuh sekitar dua persen dibandingkan tahun sebelumnya. Omzet sebesar itu, kata dia, memperkokoh Sharp Indonesia sebagai perusahaan ketiga terbesar dalam jaringan Grup Sharp setelah Amerika Serikat dan Cina.