REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemain game (gamer) saat ini mengalami berbagai bentuk hambatan dalam bermain game. Hambatan tersebut terdiri atas berbagai bentuk. Salah satunya, gamer cenderung menginginkan agar dapat terbebas memainkan game tanpa harus terjebak dalam area tertentu.
"Gamer sejatinya ingin bermain di sofa, meja kerja, serta di kamar hotel saat sedang berpergian," kata General Manager Lenovo Indonesia, Budi Janto, saat kegiatan “Media Workshop Lenovo Legion” yang diadakan di Canting Restaurant Galeria Mall Rooftop, Yogyakarta, Rabu (11/9).
Sementara itu, Product Trainer Lenovo Imam Alka menuturkan para pemain game cenderung kesulitan saat mengoperasikan sebuah laptop karena bermasalah dengan baterai, serta memiliki ketergantungan terhadap colokan listrik saat bermain sebuah game.
"Perangkat komputer yang digunakan untuk bermain dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan overheating sehingga berdampak pada kondisi komputer atau laptop bersangkutan saat digunakan," katanya.
Menurut riset terbaru dari Lenovo berjudul “Next Gen Gamers: Beyond the Stereotype” tentang gaming PC, fitur-fitur yang ditingkatkan seperti CPU dan GPU yang lebih kuat dengan waktu tunggu yang hampir nol, merupakan atribut yang paling dihargai para gamer. Riset ini melibatkan 7.800 responden global terkait apa yang para gamer inginkan dari PC gaming ke depannya.
Oleh karena itu, banyak gamer yang memerlukan keberadaan laptop gaming dengan spesifikasi yang baik serta cakupan luas guna memberikan rasa kepuasaan saat bermain game.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Lenovo berkomitmen untuk menghadirkan perangkat berperforma tinggi yang dibutuhkan gamer untuk bermain sesuai dengan kondisi yang mereka butuhkan. sebagai jawaban atas permasalahan inilah Lenovo mengeluarkan produk terbarunya Lenovo Legion dengan kemampuan spesifikasi tinggi sehingga dapat menjangkau kebutuhan para gamer secara luas.
Menurut Diantika pihaknya juga melakukan workshop dan roadshow ke berbagai universitas untuk menghilangkan paradigma di kalangan masyarakat yang berpikir. bahwa dunia gaming justru membuang waktu dan merugikan.
Diantika juga memaparkan dunia gamer sebenarnya memiliki potensi peluang tenaga kerja yang cukup besar. Dewasa ini, banyak pihak membutuhkan event organizer gaming, begitupula dengan MC gaming.