REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SD Islam Al Azhar 19 Sentra Primer, Jakarta, menggelar Workshop Character Building melalui konsep cara berpikir suprarasional bagi para karyawan dan guru, Jumat (14/6). Menurut Kepala SDI Al Azhar 19 Sentra Primer, Budi Saktiono, guru adalah kunci dalam pembentukan karakter siswa.
Oleh karena itu, upaya menumbuhkan dan membangun karakter seorang guru dinilai sangat penting agar pengajaran dan pendidikan yang diberikan kepada siswa dapat terpatri dalam hati sanubari siswa. Budi mengatakan, tak dapat dipungkiri pula dengan melihat tantangan zaman yang semakin berat, menuntut kesungguhan dan komitmen guru sebagai seorang pendidik agar selalu meningkatkan kemampuan diri.
“Alhamdulillah, kami pun bersyukur, karena pada pada kesempatan ini, diberikan pencerahan langsung oleh Motivator Suprarasional, Pak Ridwan, agar senantiasa memperluas tabungan jiwa agar mendapatkan keberkahan dalam mengajar dengan mengoptimalkan tiga antena kehidupan, yakni akal, hati, dan fisik,” ungkap Budi.
SD Islam Al Azhar 19 Sentra Primer, Jakarta, menggelar Workshop Character Building melalui konsep cara berpikir suprarasional bagi para karyawan dan guru, Jumat (14/6).
Budi menambahkan, menindaklanjuti dari workshop kali ini, pihaknya akan membuat program secara berkelanjutan agar output kegiatan ini memberikan dampak kepada para siswa dan semakin dirasakan manfaatnya oleh semua pihak. Acara yang dihadiri 95 guru dan karyawan ini sukses memikat para peserta.
Salah satunya sosok guru Bahasa Inggris, Mahmud Abdul. Menurutnya, cara berpikir suprarasional membuatnya tergugah kembali. “Semoga dengan pelatihan ini dapat menularkan spirit suprarasional bagi guru dan karyawan agar semakin produktif dan meraih keberkahan dan berbagi ilmu,” kata dia.
Wakil Kepala Sekolah SDI Al Azhar 19 Sentra Primer Noor Imanah juga mengaku terinspirasi dari materi konsep berpikir suprarasional. ”Apalagi kegiatan ini digelar untuk meningkatkan kualitas SDM. Oleh karena itu, apa yang telah disampaikan oleh Pak Ridwan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar persepsi yang dibangun selaras dengan harapan lembaga," kata dia.