REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Selain menjadi poros aktivitas keagamaan, Masjid juga menjadi salah satu tempat strategis dalam upaya pemberdayaan dan jantung kesejahteraan umat. Membangun kekuatan Masjid melalui literasi umat dan ekonomi syariah merupakan sebuah keniscayaan dalam membangun peradaban bangsa.
Pentingnya membangun kekuatan Masjid lewat dua komponen tersebut yang melatarbelakangi Bang Read1 menggagas Pelatihan Suprarasional Khusus Pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), Sabtu-Ahad, 21-22 Desember 2019 yang diikuti 42 peserta dari 21 DKM dari wilayah Bogor. Pada kesempatan tersebut juga hadir Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji dan Ketua Baitut Tamkin Micro Finance, Andi Ihsan Arkam sebagai pembicara.
Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji mengatakan bahwa konsep Pelatihan Bang Read1 yang berusaha mengangkat ekonomi umat agar Masjid dapat menjadi pusat pergerakan ekonomi patut di apresiasi.
“Program ini sangat bagus sekali karena selama ini perkara ekonomi sering dilupakan Masjid. Padahal, urusan Masjid tak harus melulu tentang aktivitas ibadah dan pendidikan, salah satu yang sering kali dilupakan yaitu dukungan modal (pinjaman) untuk kegiatan usaha,” kata Hasan usai menjadi Pembicara.
Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji.
Nur Hasan Murtiaji menganggap sulitnya mendapatkan akses pendana dari lembaga perbankan dinilai masih menjadi kendala bagi sebagian masyarakat menengah ke bawah karena terkendali aturan-aturan. “Dengan adanya sistem Bang Read1 ini menjadi solusi tuh bagi usaha-usaha kecil yang tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Keren banget dah!,”imbuhnya.
Alumnus jurusan Astronomi, Institut Pertanian Bogor ini menjelaskan literasi umat dapat menjadi modal dalam memperkuat peran Masjid. “kalau kita lihat dari sejarah Nabi Muhammad SAW, Masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pendidikan, ekonomi, bahkan pemerintahan itu bermula dari Masjid. Nah, saat ini yang luput dari perhatian bahwa Masjid juga sebagai pusat informasi, dalam kondisi kekinian disebut juga literasi umat.” Terangnya.
Hasan berharap ketika gerakan literasi umat di lingkungan Masjid melalui berbagai platform media berjalan dengan baik, tidak menutup kemungkinan dapat membantu menyaring penyebaran berita hoax yang selama ini meresahkan masyarakat.
Ketua Baitut Tamkin Micro Finance, Andi Ihsan Arkam.
Sementara itu, Andi Ihsan Arkam selaku ketua Baitut Tamkin Micro Finance dalam paparan materinya menyampaikan hakikat memakmurkan Masjid lewat ekonomi harus dilandasi dua hal, yakni Salat dan Zakat. Alqur’an pun sering menggandengkan perintah zakat dan salat secara beriringan.
Hal ini menandakan bahwa salat sebagai ibadah spesial seorang hamba dengan Allah SWT, tetapi tidak bisa terlepas dari keharusan untuk peduli pada kondisi masyarakat di sekitarnya. Dengan bahasa lain, umat Islam yang baik adalah mereka yang senantiasa memposisikan secara beriringan antara ibadah individual dan ibadah sosial.
“Semoga apa yang digagas Bang Read1 sebagai pemicu bagi pengurus DKM untuk menjaga amanah dan memperkuat rasa keadilan sosial yang tinggi kepada masyarakat. keamanahan itu akan terabaikan akan dua hal yakni kezaliman (akhlaknya kurang baik) dan kejahilan (kebodohan), sehingga orang yang memiliki sifat tersebut pasti akan muncul berbagai masalah. Oleh karena itu, jangan pernah bosan untuk terus belajar dan mengkaji ilmu pengetahuan,” tandasnya.
Pendiri Bang Read1 Ridwan Hasan Saputra (tengah) bersama Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji (kanan) dan Ketua Baitut Tamkin Micro Finance, Andi Ihsan Arkam (kiri).