REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU- Ponsel pintar BlackBerry yang diduga masuk Tanah Air lewat pasar gelap atau "blackmarket" masih terpantau banyak terpajang di sejumlah toko selular di Ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru.
Fakta itu antara lain terlihat di komplek pertokoan Mal Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Sudirman Pekanbaru, Minggu. Banyak toko khusus ponsel di sana memajang berbagai merk dan jenis smartphone BlackBerry dengan tawaran harga yang relatif murah.
Alasan sejumlah pedagang dan penjaga toko ponsel, sejauh ini belum ada larangan terkait peredaran BlackBerry yang masuk melalui jalur gelap atau biasa dikenal dengan sebutan "BM" tersebut.
"Setahu saya, sampai sekarang belum ada larangan menjual 'hp' blackmasket dari pihak mana pun," kata Binson, pemilik toko ponsel "Laris" yang berada di lantai dua Mal Pekanbaru.
Sementara Alim, pemilik toko ponsel "Kurnia Jaya" yang berada tidak jauh dari toko "Laris" mengaku dirinya sengaja masih memajang BlackBerry pasar gelap karena memang peminatnya yang cukup tinggi.
"Bayangin saja, harganya beda sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu dari yang resmi. Tapi kelemahannya, 'handphone' BM tidak ada garansi resmi atau nasional," katanya.
Ia juga mengakui sejauh ini tidak ada larangan dari pemerintah daerah dan aparat kepolisian terkait peredaran barang yang juga diduga ilegal dan palsu tersebut.
Penelusuran Antara, ponsel BlackBerry 'blackmarket' memang tampak sejak lama "membanjiri" sejumlah toko penyedia ponsel di Pekanbaru dengan tawaran harga yang jauh lebih murah dibandingkan yang resmi.
Berbagai merk dan tipe "smartphone" BlackBerry diduga tak resmi atau tidak memiliki garansi nasional itu secara bebas dipajang oleh sejumlah pemilik toko khusus penyedia ponsel di ibukota Provinsi Riau itu.
Tidak hanya pertokoan penyedia ponsel di Mal Pekanbaru, sejumlah toko ponsel di Plaza Senapelan Pekanbaru, 'Matahari' dan lainnya juga sama, menyediakan ponsel nongaransi itu.
Menurut AKP Arief Fajar Satria, perwira kepolisian di Polresta Pekanbaru, bisa jadi 'handphone' BM yang dikenal masyarakat cukup baik itu ternyata merupakan hasil dari perakitan oleh para penjahat ekonomi di wilayahnya.
"Hal ini nanti akan kami kembangkan dari hasil pengungkapan kasus kejahatan ekonomi yang sempat terungkap sebelumnya. Sejumlah toko yang menyediakan atau menjual HP hasil dari kejahatan ekonomi, akan disita, pemiliknya juga akan diperiksa," katanya.