REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Produsen laptop asal Taiwan Asus boleh dibilang menjadi salah satu pencetak tren dalam memadukan teknologi layar sentuh dan komputer jinjing. Namun, penggabungan itu ternyata belum sepenuhnya diterima publik.
Demikian diungkapkan Consumer Business Lead Indonesia, Victor Herlianto. "Ya, saat ini masih tersendat penjualan laptop layar sentuh," kata dia ketika ditemui dalam peluncuran Asus U38N di Jakarta, Senin (27/5).
Menurut Victor, ada sejumlah alasan mengapa hal itu terjadi. Pertama, masalah kenyamanan. Konsumen mungkin memiliki pengalaman baru. Namun, mereka harus membiasakan diri dengan perpaduan itu.
Kedua, belum banyak aplikasi yang mendukungnya. Ini yang membuat konsumen menjadi berpikir. Memang, tak ada yang meragukan sistem operasi Windows 8 yang mereka gunakan, masalah berkutat pada aplikasi pendukungnya. "Harusnya memang berkembang, tapi ya faktanya tidak demikian," kata dia.