REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak rumor yang beredar tentang Samsung Galaxy S8 menjelang peluncuran jadwal peluncurannya April tahun depan. Seperti sejumlah prediksi dari Analis Goldman Sachs.
Sachs memperkirakan bahwa harga jual Galaxy S8 akan lebih mahal sekitar 15-20 persen dibandingkan dengan Galaxy S7. Menurut Sachs, hal ini dipengaruhi dari mahalnya harga bahan baku pembuatan Galaxy S8.
Beberapa minggu sebelumnya, ada rumor yang menyebutkan bahwa meskipun Galaxy S8 membutuhkan biaya lebih dalam pembuatannya, Samsung akan menjualnya dengan harga yang sama dengan pendahulunya, S7. Menurut Sachs, ada beberapa faktor yang menyebabkan ini terjadi seperti ledakan pertumbuhan dolar, krisis politik di Korea Selatan hingga peristiwa penarikan masal Notes 7 dari pasaran beberapa waktu lalu.
Ada lebih faktor untuk memperhitungkan, seperti ledakan pertumbuhan dolar, Crysis politik di Korea Selatan dan Samsung buruk 2016, dengan Catatan 7 ditarik dari pasaran. "Kami akan memiliki jawaban kami dalam dua bulan, tapi aku cukup yakin orang tidak akan senang dengan pertumbuhan harga."
Selain memprediksi kenaikan harga jual S8, Sachs juga meramalkan Samsung akan memulai debut AI-driven virtual assistant yang ditanam ke dalam Galaxy S8, dilansir laman Phonearena.