REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Para hacker di seluruh dunia dikabarkan tengah melancarkan serangan bertubi-tubi ke sejumlah situs dan jaringan internet milik pemerintah Israel pada Jumat (11/7). Serangan siber itu digulirkan sebagai aksi simpati kepada masyarakat Gaza yang sepekan ini terus mengalami serbuan brutal dari pasukan militer Israel.
Berita soal rencana serangan besar-besaran ke situs internet Israel sudah berhembus kencang dua-tiga hari ini. Itu bermula dari ajakan peretas bernama AnonGhost agar hacker di seluruh dunia yang peduli Palestina serempak membombardir situs-situs web milik Zionis.
AnonGhost menyampaikan ajakan tersebut melalui sebuah video di YouTube berjudul "Message to IsraHell and All The World #OpSaveGaza #AnonGhost 11/7/2". Video itu diunggah sejak Rabu 9 Juli 2014.
“Kampanye terbesar melawan 'Israhell', untuk mengekspose aktivitas terorisme mereka kepada dunia," tulis sang peretas.
Isaac Ben-Israel, Kepala Yuval Neeman Workshop untuk Sains, Teknologi, dan Kemanan jaringan di Universitas Tel Aviv, mengatakan sejak beberapa terakhir ini, serangan siber membidik Israel telah meningkat hingga 900 persen.
“Biasanya kami mendapat 100 ribu serangan tiap harinya, kini jumlahnya jutaan, dari seluruh Arab dan negara Muslim," kata dia seperti dikutip Times of Israel, Kamis (10/7).
Jumlah itu, kata Ben, dihitung hanya berdasarkan serangan ke situs-situs pemerintah. “Kami tidak tahu berapa komputer rumah dan pribadi yang mungkin mendapat serangan serupa."
Menurut Ben, ada beberapa pola serangan yang digunakan peretas. Di antaranya, melakukan deface atau mengubah tampilan wajah situs. Lainnya, dengan cara melancarkan serangan DDOS.
DDOS atau Distributed Denial-of-Service adalah teknik membanjiri situs dengan trafik palsu. Dengan teknik ini peretas mencoba membuat sistem jaringan dan situs tidak lagi bisa digunakan alias lumpuh akibat trafik terlalu padat.