REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Transaksi jual beli atau sewa real estate berkonsep e-commerce atau secara online semakin menggeliat. Menurut survei dilakukan Portal Properti Global Lamudi, sebanyak 96 persen agen properti menggunakan internet sebagai medium paling banyak digunakan untuk jual beli dan sewa real estate.
Tiga per empat agen juga menyatakan kalau mereka mengiklankan properti mereka dalam jaringan (daring). Hanya 14 persen masih menggunakan koran dan tiga persen lain menggunakan majalah untuk beriklan.
"Maka penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan para klien," kata salah seorang agen properti dari Super Broker Indonesia (SBI) Suyitno kepada Republika ditemui di sela acara Konferensi Lamudi pada Rabu (26/11).
Makanya, ketika broker memasang iklan online, bukan hanya bahasa dan kata-kata promosi yang penting, tapi juga kelengkapan data yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Dikatakannya, promosi properti melalui iklan online memiliki berbagai keuntungan, yakni hemat energi dan waktu. Namun, berdasarkan riset dari situs rumah.com, tingkat kepercayaan masyarakat Indonesia dalam melangsungkan transaksi online baru sebesar 15 persen.
Maka, promosi online masih digunakan sebagai pengenalan. Sisanya, calon pembeli akan lebih detail ketika menindaklanjuti transaksi online dengan agen properti. Lagi pula, berdasarkan pengalaman di lapangan, butuh waktu tujuh tahun untuk mendapat kepercayaan pelanggan.
"Responsnya tinggi, tapi untuk fix closing butuh waktu sampai berminggu-minggu, menyesuaikan jadwal konsumen," tuturnya.
Agen properti lainnya dari SBI Ahmad Istianto Broker menambahkan, meskipun pemukiman, terutama di daerah perkotaan semakin padat, karakter pembeli properti di Indonesia cenderung lebih memilih rumah tapak ketimbang rumah vertikal berupa apartemen atau rumah susun. "Meskipun harganya tinggi dan luas tanah yang terbatas, tetap rumah tapak masih jadi rebutan," kata dia.