REPUBLIKA.CO.ID,DEN HAAG -- Sebuah tim kepolisian dari seluruh Eropa sedang membentuk tim untuk melacak dan memblokir akun media sosial yang berkaitan dengan gerakan Negara Islam Irak Suriah (ISIS).
Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini menemukan sekitar 46 ribu akun Twitter yang berkaitan dengan gerakan militan tersebut. Akun-akun itu kabarnya digunakan ISIS untuk merekrut anggota-anggota baru.
Badan Kepolisian Eropa atau Europol, saat ini sedang melakukan kerja sama dengan perusahaan media sosial untuk melacak akun-akun gerakan ISIS tersebut. Setelah diketahui, akun-akun itu akan langsung diblokir atau ditutup.
"Tim baru ini, yang mulai bekerja pada 1 Juli mendatang, akan mengidentifikasi pemimpin kelompok (ISIS) secara online," ujar Direktur Europol Rob Wainwright, seperti dikutip BBC News, Senin (22/6). Namun, Ia menegaskan melacak semua akun yang berkaitan dengan ISIS adalah tugas yang besar.
Europol percaya, lebih dari lima ribu warga Eropa, meliputi Inggris, Prancis, Belgia, dan Belanda, telah melakukan perjalanan ke wilayah yang dikuasai ISIS.
Pada Februari lalu, tiga remaja Inggris dilaporkan telahn melakukan perjalanan ke Turki, kemudian Suriah. Salah satu remaja tersebut juga diyakini telah menjalin komunikasi dengan salah satu anggota militan ISIS.