REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Polisi di Austria telah menginterogasi tiga remaja yang diduga merencanakan serangan bunuh diri di konser Taylor Swift, yang memicu kekhawatiran baru mengenai indoktrinasi anak muda secara online. Menurut Menteri Dalam Negeri Austria, Gerhard Karner, badan-badan intelijen asing membantu pihak berwenang mengungkap dugaan rencana tersebut.
Seorang sumber yang mengetahui hal ini mengatakan bahwa AS mengeluarkan peringatan kepada pihak berwenang di Wina.
Pihak penyelenggara membatalkan tiga konser yang dijadwalkan berlangsung di ibu kota Eropa tersebut dari Kamis hingga Sabtu. Para penyidik menemukan tumpukan bahan kimia, alat peledak, detonator, dan uang palsu senilai 21 ribu euro di rumah tersangka utama, seorang simpatisan ISIS berusia 19 tahun yang telah diradikalisasi secara online, menurut pihak berwenang.
Pemuda tersebut yang ditangkap pada Rabu pagi di kota Ternitz di bagian timur Jerman berencana untuk bunuh diri dan membunuh sebanyak mungkin orang, menurut kepala badan intelijen domestik, Omar Haijawi-Pirchner. “Dia mengatakan bahwa dia bermaksud untuk melakukan serangan dengan menggunakan bahan peledak dan pisau. Tujuannya adalah untuk membunuh dirinya sendiri dan sejumlah besar orang selama konser berlangsung, baik hari ini atau besok,” kata Haijawi-Pirchner seperti dilansir CNN, Jumat (9/8/2024).