REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Telkomsel tengah mengembangkan smart metering, suatu aplikasi untuk memantau penggunaan listrik dari ponsel. Dari program ini Telkomsel mengincar 55 juta pelanggan PLN.
''Kita tengah mengembangkan smart metering. Dengan aplikasi ini, penggunaan listrik bisa dipantau dari ponsel. Nantinya PLN tak perlu lagi mendatangkan petugas untuk memantau penggunaan listrik seperti terjadi sekarang,'' kata Direktur Marketing Telkomsel, Mashud Khamid di Jakarta, Rabu malam (2/7).
Mashud belum mau mengungkapkan kapan layanan ini dirilis Telkomsel, serta biaya yang akan dikutip Telkomsel dari layanan dimaksud. ''Masih disiapkan,'' kata Mashud saat berbuka puasa dengan wartawan yang juga dihadiri Dirut Ririek Adriansyah dan Direktur Network Sukardi Silalahi itu.
Smart metering merupakan layanan machine to machine (M2M) Telkomsel. Selain smart metering, bekerja sama dengan Telkom Indonesia dikembangkan smart home, suatu sistem rumah pintar. Pada rumah pintar ini semua peralatan yang ada di rumah bisa dikendalikan dengan ponsel.
Mashud menambahkan bahwa pihaknya juga mengembangkan berbagai layanan baru, seperti T Drive untuk para pemilik mobil. ''M2M memberikan layanan yang bersifat customized untuk pelanggan,'' cerita Mashud.
Pelanggan M2M memang masih didominasi pelanggan korporat. Pelanggan layanan M2M Telkomsel sekitar 200 ribu. Electronic Data Captured (EDC) dan Delivery Tracking di Taksi mendominasi pelanggan M2M saat ini.
''Kita akan terus kembangkan layanan M2M,'' kata Direktur Utama Telkomsel Ririek Adriansyah. Layanan M2M membuka peluang baru untuk mendongkrak pertumbuhan Telkomsel ke depan.
Ririek tidak menampik kemungkinan itu. Ia menyebut banyak operator besar fokus pada layanan yang populer dengan sebutan non human itu. ''Kami juga ingin besar seperti Vodafone, NTT DoCoMo dan Verizon yang sukses mengembangkan layanan M2M,'' ujar Ririek.