Sabtu 04 Jul 2015 11:50 WIB

Duh, Manusia Alami Amnesia Digital?

Es buah, jadi kata kunci cukup populer yang dicari netizen di Google selama Ramadhan.
Foto: ROL
Es buah, jadi kata kunci cukup populer yang dicari netizen di Google selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, Mencari dan menemukan informasi kini semakin mudah. Kehadiran internet membuat segalanya tampak menjadi mudah. Cukup mencari dalam mesin pencari Google, maka Anda dengan mudah menemukan segala jenis informasi yang dibutuhkan. Namun, semua kenyamanan yang diberikan oleh teknologi digital bisa menjadi hal yang mengerikan terhadap kemampuan manusia mengingat dan menghafal.

Dalam studi yang dipublikasikan oleh software Kaspersky Lab, peneliti menyebut manusia kini mengalami 'amnesia digital'. Para peneliti mendefinisikan kecanggihan teknologi termasuk mesin pengumpul informasi sebagai perpanjangan otak mereka. Hal ini terkuak dari 91,2 persen responden survei yang mengatakan betapa ketergantungan mereka dengan teknologi digital.

Yang lebih mengerikan, ketergangtungan terhadap teknologi membuat manusia menjadi malas. Sebanyak 50 persen responden mengatakan mereka telah beralih pada internet bahkan sebelum mereka mengingat fakta tertentu. Artinya, mereka cenderung mengandalkan informasi di internet dibandingkan menggali lebih dalam dari apa yang ada dalam memori mereka. Satu dari empat orang yang disurvei akan segera melupakan informasi yang mereka dapatkan setelah browsing dari internet.

Ilmuwan menyarankan tidak semua hal kecil harus bergantung pada Google. Google memang sebuah mesin yang akan selalu melestarikan informasi, namun budaya mencari informasi melalui mesin instan secara langung maupun tidak langsung membuat otak manusia menjadi malas untuk digunakan. Tidak semua hal dalam otak manusia selayaknya disimpan dalam Google, manusia juga perlu menyimpan memori dalam kepala mereka sendiri.

"Penelitian sebelumnya menyebtkan bahwa aktif mengingat informasi adalah cara yang sangat efisien untuk membuat ingatan bertahan lebih lama. Sebaiknya, mengulang informasi secara pasif (dengan melihat ke internet) tidak membuat jejak memori yang lebih baik," ujar Maria Wimber dari University of Birmingham di Inggris, seperti dikutip ScienceAlert.

Berdasarkan peneltian ini, dapat dikatakan bahwa tren untuk mencari informasi sebelum mencoba mengingat bisa mencegah penumpukan memori jangka panjang. Artinya, otak hanya akan memproses informasi secara dangkal dan dalam jangka waktu yang sangat pendek. Namun, bukan berarti smeua konten internet menjadi negatif. Dia mengingatkan, setidaknya berfikir lebih dalam akan lebih baik dibandingan menggantungkan informasi yang ditemukan secara online.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement