REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Tengah terus menyosialisasikan pentingnya penggunaan internet di kalangan masyarakat seiring dengan modernisasi baik di lingkup lokal maupun global.
"Langkah utama yang harus dilakukan tentu adalah menyediakan jasa internet yang berkualitas bagi masyarakat di Jawa Tengah," kata Ketua APJII Jateng Priyo Suyono di Semarang, Selasa (28/7).
Menurutnya, dengan tersedianya jasa internet maka keberadaan internet akan lebih memasyarakat dan dapat menunjang pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.
"Dengan begitu akan dapat menciptakan peluang bisnis pengusaha di Jateng melalui penyediaan sarana informasi dan komunikasi global," katanya.
Di sisi lain, keberadaan internet juga dapat membantu Pemerintah dalam usaha pemerataan ekonomi di tanah air melalui kesempatan akses terhadap informasi dan komunikasi secara merata di seluruh pelosok Indonesia.
Saat ini, pihaknya tengah berupaya agar Pemprov Jateng memfasilitasi APJII untuk melakukan kerja sama dengan pelaku UMKM. Menurutnya, jika kerja sama dapat terjalin, pelaku UMKM akan memperoleh banyak keuntungan.
"Salah satunya adalah dapat melakukan ekspansi pasar ke luar negeri tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, cukup dengan melakukan pemasaran melalui internet," katanya.
Selain itu, dengan melakukan kerja sama dengan APJII, para pelaku UMKM juga akan memperoleh pelatihan penggunaan internet. "Saat ini tengah kami upayakan kerja sama tersebut, harapannya Pemprov dapat segera merespons positif," katanya.
Sementara itu, dilihat dari jumlah pengguna internet dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data APJII, pada tahun 2012 jumlah pengguna internet sebanyak 63 juta jiwa, pada tahun 2013 meningkat menjadi 71,2 juta jiwa, dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 88,1 juta jiwa.
Untuk Jawa Tengah sendiri berkontribusi cukup besar terhadap total pengguna internet yaitu mencapai 10,7 juta jiwa. Jateng menempati urutan ketiga sebagai daerah dengan pengguna internet terbesar setelah Jawa Barat yang mencapai 16,4 juta jiwa dan Jawa Timur sebesar 12,1 juta jiwa.