REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Twitter mempertimbangkan penawaran dari beberapa perusahaan media dan teknologi diantaranya Google dan Salesforce. Walaupun ada pertimbangan, Twitter belum akan menjual perusahaannya dalam waktu dekat.
Dilansir dari CNBC, Sabtu (24/9), pembicaraan mengenai penawaran untuk melepas Twitter terus bergulir dan kemungkinan persetujuan dapat terjadi sebelum akhir tahun ini. Akibat rumor pembelian ini, saham Twitter meningkat 17 persen sebelum pembukaan bursa saham New York pada Jumat (23/9) waktu setempat. Sebaliknya, saham Salesforce justru menurun sekitar 3 persen.
Saat ini saham Twitter dijual dengan harga 23 dolar AS, dan beberapa hari lalu penjualan saham Twitter sempat menyentuh angka 20 dolar AS. Saat ini Twitter terus berupaya untuk meluncurkan beragam fitur untuk menarik penggunanya seperti fitur moment, stickers, dan menayangkan siaran langsung liga sepak bola Amerika Serikat. Bahkan, Twitter juga berencana menayangkan langsung debat calon presiden dan wakil presiden AS.
Twitter tidak pernah membukukan keuntungan dan pertumbuhan penjualannya juga melambat pada 2016 ini. Tercatat pada Juli 2016 pertumbuhan Twitter hanya mencapai 20 persen. Pertumbuhan ini dinilai terlemah sejak 2013.
Analis dari CMC Market mengatakan, turunnya penjualan Twitter salah satunya disebabkan karena CEO Twitter Jack Dorsey terdistraksi dengan perusahaan lain miliknya, yakni Square. Selain mendirikan Twitter, Dorsey juga mendirikan Square yang merupakan layanan pembayaran pada perangkat seluler.
"Dengan dua perusahaan yang dijalankannya, Dorsey jadi tidak fokus dan sosial media (Twitter) telah kehilangan jalannya," ujar Jasper.
Menurut Jasper, untuk menyelamatkan sosial media tersebut, Twitter perlu berada dalam naungan perusahaan besar. Dengan demikian, ini tidak hanya memperluas basis pengguna saja namun juga pengembangan fitur programnya akan lebih baik.