REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, ponsel mana yang tidak memiliki sistem keamanan sensor fingerprint. Ketika mengetahui dua orang berbeda tidak memiliki sidik jari serupa, mungkin akam terdengar hebat.
Namun kabar mengejutkan datang dari penelitian para ilmuwan asal New York dan Michigan State University. Para ilmuwan menyatakan bahwa sidik jari tidak bisa dipercaya 100 persen untuk melindungi ponsel dari para peretas, laman Engadget mengabarkan.
Pada dasarnya para peneliti mencoba menghubungkan antara satu sidik jari dan lainnya dari beragam orang. Kemudian dengan menggunakan simulasi komputer para peneliti menarik kesimpulan, ada kesamaan dari sidik jari beberepa orang. Tingkat kesamaannya mencapai 65 persen. Namun para peneliti menyatakan bahwa meski terhubung sama di dalam komputer, tidak demikian di dunia nyata.
Untuk menjelaskan hal tersebut, seorang Profesor Computer Engeenering and Science New York University Nasir Memon menjelaskan, secara teori bisa saja terjadi. "Hal tersebut seperti seseorang memiliki 30 kata sandi, dan seorang penyerang hanya memiliki satu kali kesempatan untuk menembusnya," jelas Memon. Sama juga seperti seseorang yang membuat sarung tangan dengan lima sidik jari berbeda.
Menanggapi hal tersebut perusahaan Apple berkata bahwa kesempatan mesin pembaca sidik jari pads Touch ID bisa salah mengenali hanya satu dari 50 ribu kali. "Kami sudah melakukan tes dengan banyak serangan melalui sistem keamanan Touch ID, serta menggabungkannya dengan fitur keamanan lain untuk menghindari kesalahan," kata Juru Bicara Apple Ryan James. Tentu saja teknologi pemindai sidik jari tidak membuat ponsel pintar dalam bahaya. Namun keamanannya tetap tidak bisa dipercaya 100 persen.