Senin 11 Jun 2018 14:02 WIB

Bitcoin Makin Anjlok Akibat Peretasan di Korsel

Sepanjang 2018 Bitcoin mengalami penurunan lebih dari 50 persen year to date

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Bitcoin.
Foto: Reuters/Benoit Tessier
Bitcoin.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Peristiwa peretasan di Korea Selatan mengejutkan pelaku pertukaran mata uang digital atau cryptocurrency di. Hal itu menyebabkan kemerosotan 46 miliar dolar AS dan memperpanjang penurunan Bitcoin tahun ini menjadi lebih dari 50 persen.

Peretasan itu secara tiba-tiba mengakhiri ketenangan selama dua pekan untuk mata uang virtual terbesar dan menghidupkan kembali kekhawatiran tentang keamanan pertukaran crypto yang diatur secara mudah. Beberapa wilayah itu telah mendapat peningkatan sorotan di Korea Selatan, Amerika Serikat, dan negara-negara besar lainnya dalam beberapa bulan terakhir di tengah berbagai masalah termasuk pencurian, manipulasi pasar, dan pencucian uang.

Bitcoin telah turun 11 persen sejak Pukul 17.00 waktu New York pada hari Jumat dan diperdagangkan pada 6.784,04 dolar AS pada pukul 10:21 di Hong Kong pada hari Senin. Kondisi itu membawa kerugian year-to-date menjadi 53 persen.

Sebagian besar mata uang virtual utama lainnya juga terpuruk, mengirimkan nilai pasar aset digital yang dilacak oleh Coinmarketcap.com ke level terendah hampir dua bulan dengan  294 miliar dolar AS. Pada puncak kripto-mania global pada awal Januari, mereka bernilai sekitar 830 miliar dolar AS.

Kemeriahan untuk mata uang virtual telah berkurang sebagian karena serangkaian pencurian dunia maya, termasuk pencurian hampir 500 juta dolar AS dari bursa Jepang Coincheck Inc pada akhir Januari. Sementara target peretasan terbaru, di Korea Selatan yang disebut Coinrail, jauh lebih kecil.

Namun, Kepala perdagangan Asia Pasifik di Oanda Corp di Singapura Stephen Innes menyatakan, berita peretasan itu memicu penjualan spontan oleh investor. Coinrail memperdagangkan lebih dari 50 cryptocurrency yang berbeda dan merupakan tempat paling aktif ke-98 di dunia, dengan volume 24 jam sekitar 2,65 juta AS.

"Ini adalah 'Jika itu bisa terjadi pada A, itu bisa terjadi pada B dan itu bisa terjadi pada C,' kemudian orang-orang panik karena seseorang menjual," kata Innes, dikutip dari Bloomberg, Senin (11/6). 

Coinrail mengatakan dalam sebuah pernyataan di situs webnya, bahwa beberapa mata uang digital itu tampaknya telah dicuri oleh peretas, namun, tidak memberitahukan nilainya. Coinrail hanya mengatakan, mereka bekerja sama dengan penyelidik dan pertukaran lainnya untuk mencoba dan melacak pelaku dan memulihkan aset.

Pertukaran mengatakan telah berhasil membekukan semua koin NPXS, NPER dan ATX yang terpapar, dan cryptocurrency lainnya sekarang disimpan dalam  cold wallet, yang tidak terhubung ke Internet dan tidak rentan terhadap pencurian. Pernyataan itu adalah satu-satunya konten yang tersedia di beranda bursa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement