Selasa 04 Feb 2020 09:47 WIB

Google Bongkar Pendapatan Youtube untuk Pertama Kalinya

Bisnis Youtube diungkap dalam laporan pendapatan kuartal empat 2019.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nora Azizah
Google akhirnya mengungkap bisnis Youtube dan cloud-nya untuk pertama kali melalui laporan pendapatan kuartal keempat 2019 pada Senin (3/2) (Foto: ilustrasi menonton youtube)
Foto: Pixabay
Google akhirnya mengungkap bisnis Youtube dan cloud-nya untuk pertama kali melalui laporan pendapatan kuartal keempat 2019 pada Senin (3/2) (Foto: ilustrasi menonton youtube)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Google akhirnya mengungkap bisnis Youtube dan cloud-nya untuk pertama kali melalui laporan pendapatan kuartal keempat 2019 pada Senin (3/2). Tapi, angka yang disampaikan terbatas dalam ruang lingkup sehingga sulit mengukur tingkat profitabilitas untuk bisnis-bisnis tersebut.

Seperti dilansir melalui CNBC, Selasa (4/2), iklan Youtube mampu menghasilkan pendapatan 15,15 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2019. Sebanyak 4,72 miliar dolar AS di antaranya dihasilkan di kuartal keempat saja.

Baca Juga

Jumlah pendapatan di lini bisnis itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2018, Youtube mampu mendapatkan 11,16 dolar AS dari iklan, termasuk 3,61 miliar dolar AS pada kuartal keempat di tahun yang sama. Segmen ini tidak termasuk pendapatan non iklan Youtube, seperti langganan TV Youtube, yang termasuk dalam segmen pendapatan Google lainnya.

Chief Financial Officer (CFO) Google dan perusahaan induk Youtube, Alphabet, Ruth Prat menyatakan bahwa pendapatan non iklan Youtube tidak jauh berbeda dengan pendapatan iklan. Besarannya sekitar 3 miliar dolar AS pada kuartal keempat tahun lalu.

Menurut Ruth,  sebagian besar pendapatan iklan Youtube diberikan kepada para kreator konten. Hanya saja, Google tidak mengeluarkan angka secara rinci.

Seorang juru bicara Google menolak menyebutkan berapa persen dari pendapatan iklan Youtube untuk kreator. Hal ini menyulitkan untuk mengukur seberapa menguntungkan pendapatan iklan sebenarnya.

photo
Menonton youtube (Ilustrasi) (source: piqsels)

Tapi, bisa terlihat bahwa ada pertumbuhan signifikan dalam pendapatan iklan secara gross selama dua tahun terakhir. Sementara itu, bisnis cloud Google mneghasilkan pendapatan 8,92 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2019.

Sebanyak 2,61 miliar dolar AS di antaranya dihasilkan pada kuartal keempat. Nilai ini naik dibandingkan pendapatan 2018 yang sebesar 5,84 miliar dolar AS untuk bisnis sama dan 1,71 miliar dolar AS di antaranya dihasilkan di kuartal keempat. Setelah beberapa jam laporan tersebut disampaikan, saham Alphabet turun sekitar 3,5 persen.

Para analis sudah lama meminta Google untuk melaporkan penghasilan Youtube secara terpisah karena memiliki peranan penting dalam sektor periklanan. Bahkan, apabila dibandingkan Discovery, perusahaan media massa Amerika, pendapatan Youtube masih lebih unggul.

Pada 2018, Discovery mencatatkan pendapatan tahunan 10,6 miliar dolar AS. Untuk tahun lalu, perusahaan belum melaporkan angka secara penuh.

Bisnis cloud Google adalah segmen bisnis yang lebih muda, namun mampu tumbuh cepat dengan ambisi mengambil alih Amazon Web Services (AWS) dan Microsoft Azure. Pada Juli, Google mengatakan, pendapatan cloud-nya baru mencapai 8 miliar dolar AS dan berencana melipatgandakannya selama beberapa tahun mendatang.

photo
Salah satu pendiri Google, Larry Page (source: Wikimedia)

Upaya transparansi yang lebih besar dilakukan selama masa laporan pertama di bawah kepemimpinan CEO Sundar Pichai. Ia menggantikan pemimpin sebelumnya, Larry Page, yang juga merupakan pendiri Google.

Page mengundurkan diri dari Alpahet pada Desember yang kemudian digantikan oleh Pichai. Pengunduran diri Page diikuti Co-founder Google Sergey Brin yang juga menjabat sebagai pemimpin Alfabet. Tapi, mereka masih mempertahankan kendali saham perusahaan.

Google diketahui mendapatkan pengawasan ketat dari para regulator federal dan negara bagian yang mencari indikasi perilaku anti-persaingan atau monopoli. Sebut saja Washington, Brussel dan beberapa negara lain terus meningkatkan pengawasan mereka terhadap Google. Koalisi 50 jaksa agung dari berbagai negara bagian dan teritori telah mengumumkan penyelidikan mereka ke dalam bisnis iklan Google.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement