Selasa 12 Jan 2016 14:02 WIB

Cahaya Lampu Ternyata Bisa Didaur Ulang

Lampu sorot penanda lokasi bekas menara kembar WTC atau dikenal sebagai Ground Zero.
Lampu sorot penanda lokasi bekas menara kembar WTC atau dikenal sebagai Ground Zero.

REPUBLIKA.CO.ID, Bola lampu pijar mungkin salah satu anugerah terbesar bagi umat manusia sejak perkembangannya pada abad ke 19. Bagaimana tidak, penemuan bola lampu membuat malam bisa menjadi terang. Tekologi lampu pijarpun terus berkembang dari masa ke masa. Kini, ilmuwan terus mengembangkan metode pembuatan lampu pijar yang hemat emergi.

Dilansir dari Science Alert, baru-baru ini, ilmuwan di AS mengembangkan lampu pijar yang bisa didaur ulang. Bagaimana bisa? Para ahli yang meneliti tentang bola pijar mengatakan jika teknologi ini sudah kelar, maka teknologi ini bisa menawarkan penghematan listrik yang besar dibandingkan lampu hemat energi tradisional seperti lampu neon  (CFL) dan light emitting diode bulbs (LED).

Para peneliti di MIT mengembangkan daur ulang cahaya bola lampu dalam dua tahapan. Tahapan pertama melibatkan pembuatan bola lampu pijar biasa dengan filamen logam konvensional yang dipanaskan. Lampu pijar bekerja dengan memanaskan kawat tipis yang biasanya tungsten pada suhu tinggi. Umumnya sekitar 2.700 derajat Celsius.

Panas yang hebat menghasilkan cahaya tampak. Tapi, bukan hanya cahaya tampak saja yang dihasilkan. Pemanasan tungsen ini menghasilka cahaya inframerah. Cahaya ini tidak dapat dlihat. Artinya, cahaya ini terbuang dan tidak dimanfaatkan. Padahal, kontribusinya cukup banyak. Sebagian besar energi yang hilang ini adalah panas.

Di tahap kedua, peneliti menciptakan struktur yang mengelilingi filamen. Struktur ini terbentuk dari kristal fotonik, yang bisa menangkap radiasi berlebih yang dihasilkan oleh tungsten dan nantinya dipantulkan lagi ke filamen, diserap dan dipancarkan kembali sebagai cahaya tampak. Tantangan para peneliti adalah mencari bahan yang mampu memantulkan radiasi inframerah tapi masih memungkinkan cahaya tampak tetap bersinar seperti biasa.

Cara yang dikembangkan para ilmuwan ini dijelaskan dalam jurnal Nature Nanotechnology.

"Kemajuan utama adalah untuk merancang struktur fotonik yang mentransmisikan cahaya tampak dan memantulkan cahaya inframerah untuk rentang yang sangat luas," ujar Ognjen Ilic,

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement