REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Selama ini limbah rambut hanya dimanfaatkan untuk membuat wig atau rambut palsu. Tak banyak yang tahu, jika limbah rambut juga dapat digunakan untuk membersihkan air yang mengandung logam berat.
Tiga mahasiswi Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret (UNS), yakni Elsa Ninda Karlinda Putri (21'), Syahna Febrianastuti (21') dan Easy Vicky Maylinda (20') pada hasil penelitian dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) membuktikan bahwa limbah rambut dapat berfungsi sebagai absorben atau penyerap logam berat pada limbah cair seperti kandungan besi (Fe).
Ketiganya menemukan kandungan Alpha-Keratin atau protein serat utama yang menyusun rambut bisa berfungsi sebagai absorben setelah dicampur dengan pengental atau Alginat atau polimer linier organik polisakarida. “Rambut itu mengandung Alpha-Keratin, itu bisa menyerap kandungan logam seperti pada limbah cair dari industri,” kata Elsa saat ditemui Republika.co.id pada Selasa (4/7) siang.
Dia menjelaskan limbah rambut yang telah dicuci kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Limbah rambut kemudian digiling hingga menjadi serbuk. Dari 7 kilo rambut menghasilkan 1 kilo rambut giling. Setelah itu serbuk limbah rambut dicampur dengan Alginat dengan komposisi 1:2. Tahap selanjutnya adalah enkapsulasi dengan memberikan CACL2 dilanjutkan dengan pengeringan dengan cara di oven. Hasilnya, serbuk limbah rambut membentuk butiran-butiran sebesar kacang kedelai berwarna abu-abu.
“Setelah kering, tinggal memasukan saja pada limbah cairnya, otomatis akan menyerap logam beratnya,” kata Elsa.
Dia menjelaskan setiap 0,1 gram butiran limbah rambut tersebut dapat menyerap logam berat pada 25 mili liter air. Menariknya lagi, temuan ketiga mahasiswi itu tak hanya bisa menyerap logam berat pada limbah cair melainkan juga dapat menyerap kandungan zat warna.
Penelitian itu bermula dari keresahan ketiganya terhadap penecamaran lingkungan terutama pada anak sungai Bengawan Solo. Di mana, mereka menemukan masih banyak industi yang membuang limbah produksi ke sungai. Limbah industri tersebut, dinilai banyak mengandung logam berat. Mereka pun khawatir pencemaran aliran sungai oleh limbah industri dapat berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat. Terlebih masih banyak warga Solo yang menggunakan air sungai untuk dikonsumsi.
Kedepannya, Elsa berharap, hasil temuannya itu dapat di produksi secara masal. Sehingga dapat menjadi solusi bagi industri dalam memecahkan masalah limbah produksi. Di lain sisi, hal tersebut akan memunculkan jenis usaha baru serta mendorong kios potong rambut agat tak membuang begitu saja limbah rambut.