Ahad 07 Jan 2018 23:02 WIB

Kecerdasan Buatan Ini Bisa Mencegah Perburuan Liar

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengembangan piranti lunak aplikasi kecerdasan buatan untuk pemantau keamanan.
Foto: VOA
Pengembangan piranti lunak aplikasi kecerdasan buatan untuk pemantau keamanan.

REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA -- Lembaga konservasi, Air Shepherd, menerapkan teknologi terkini dalam upaya memberantas perburuan liar. Lewat sebuah drone, yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI), penjaga hutan atau sebuah taman nasional diharapkan bisa menghentikan dan mencegah terjadi perburuan liar di sebuah kawasan hutan atau atapun taman nasional.

Teknologi ini berupa alat pendeteksi termal dan infrared, yang dipasang di drone atau pesawat tanpa awak. Nantinya, drone tersebut bisa mengenali hewan dan pemburu-pemburu ilegal lewat thermal detector dan infrared. Kemudian, pergerakan para pemburu liar itu pun dapat dideteksi melalui komputer ataupun laptop, yang terhubung dengan internet.

Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat memprediksi pergerakan para pemburu liar dalam melakukan perburuan. Sehingga, nantinya penjaga hutan bisa mencegat para pemburu liar tersebut dan mencegah terjadinya perburuan liar. Pun dengan informasi soal senjata yang digunakan oleh para pemburu liar tersebut. Drone ini pun bisa diterbangkan pada malam hari, tanpa harus khawatir terkait buruknya resolusi video hasil pencitraan dari drone tersebut.

Sistem ini disebut SPOT (Systematic POacher deTector). Sistem ini dikembangkan oleh sekelompok peneliti dari Universitas Southern California dan bekerjasama dengan Microsoft. Dalam pengembangannya, para peneliti memasukan data dan melakukan pelatihan pola pergerakan dari para pemburu liar dan hewan.

Sehingga, sistem komputer tersebut nantinya bisa mempelajari dan memprediksi pergerakan para pemburu liar, termasuk dengan pergerakan mencurigakan para pemburu liar dalam memburu hewan-hewan langka. Pada saat ini, teknologi drone sebenarnya sudah digunakan untuk mencegah perburuan liar. Namun, teknologi saat ini masih mengandalkan pengawasan selama terus-menerus oleh para penjaga hutan lewat monitor komputer. Belum lagi resolusi video streaming yang belum terlalu bagus.

Dengan teknologi AI, semua proses itu berjalan secara otomatis. Selain itu, para penjaga hutan juga tidak perlu berjaga secara terus-menerus. Dengan drone ini, pengawasan keamanan di seluruh area hutan atau kawasan nasional pun diharapkan bisa berjalan secara terus-menerus.

''Tujuan utama kami untuk membantu Air Shepherd dalam pengembangan pesawat tanpa awak guna mencegah perburuan liar. Terutama untuk membantu para penjaga hutan, yang selalu melihat ke arah monitor dan penggunaan drone pada malam hari. Di masa mendatang, kami akan mengembangkan drone yang bisa secara otomatis mengikuti para pemburu liar,'' kata asisten profesor di Universitas Pittsburgh, Fei Fang, yang terlibat dalam pengembangan sistem SPOT tersebut.

Pada rencana awal, Sistem SPOT ini akan diterapkan dalam skala yang lebih luas di sebuah Taman Nasional di Botswana, Afrika. Selain itu, sistem di drone ini nantinya juga bisa diterapkan di berbagai fasilitas, seperti gedung perkantoran ataupun fasilitas penting milik negara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement