REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan menyatakan hasil penemuan bahwa manusia boleh jadi memiliki otak kedua. Itu ternyata bisa terletak pada saluran pencernaan.
Menurut laporan CBS Los Angeles, dilansir Inquisitr, Selasa (5/6), para ilmuwan dari Australia menemukan bahwa manusia memiliki otak kedua dan itu terletak di usus, saluran pencernaan dengan jutaan neuron. Disebut sistem saraf enterik (ENS), bagian ini mengontrol pergerakan otot di usus besar secara terpisah dari sistem saraf pusat, menurut laporan Uproxx.
Sistem saraf enterik melapisi saluran pencernaan dengan jaringan syaraf. Temuan ini mengidentifikasi pola aktivitas neuronal yang sebelumnya tidak diketahui dalam sistem saraf perifer. "Sampai studi baru ini, tidak ada yang tahu persis berapa besar populasi neuron di ENS yang menyebabkan kontraksi usus," kata Prof Nick Spencer dari Flinders University di Australia dalam siaran pers.
Neuron-neuron itu, menurutnya, berkoordinasi untuk membantu mendorong sampah alias kotoran agar keluar dari tubuh. Sebelumnya para ilmuwan menemukan otak kedua pada tikus, karenanya sekarang mereka percaya bahwa manusia juga memiliki otak kedua.
Menariknya, apa yang disebut "otak kedua" ini sebenarnya adalah otak pertama dan sangat mungkin dikembangkan sebelum sistem saraf pusat. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk membantu mengobati hal-hal seperti konstipasi dan sindrom iritasi usus. Para ilmuwan menemukan dengan tepat bagaimana semuanya bekerja.
Selain itu, ada kemungkinan bahwa mempelajari cara kerja otak kedua ini dapat membantu mengarah pada perawatan baru mengatasi depresi dan kecemasan.
Kinerja otak usus memang tidak sama seperti otak yang ada di kepala. Otak di kepala berfungsi untuk berpikir, sementara kesehatan usus dianggap mampu memengaruhi suasana hati.
Sebuah laporan dalam Psychology Today menunjukkan bahwa semakin banyak bukti yang mengklaim bahwa kesehatan usus dapat mengubah suasana hati. Bahkan, kinerja pada bagian usus ini bisa lebih berpebgaruh daripada otak yang ada di kepala. Para ilmuwan pun masih mengembangkan dan mencari tahu bagaimana sistem kerja usus secara efektif.
"Salah satu misteri besar dari saluran pencernaan adalah bagaimana populasi besar neuron enterik (yang terletak di dalam dinding usus) sebenarnya potensial untuk menghasilkan kontraksi sel otot polos, memungkinkan penggerak kandungan kolon," kata Spencer.