Rabu 18 Jul 2018 03:17 WIB

IBM Kirim Robot AI Ke Luar Angkasa

Robot AI terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada akhir Juni 2018.

Rep: Nora Azizah/ Red: Esthi Maharani
Luar Angkasa
Foto: ap
Luar Angkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kini, bukan hanya manusia yang akan tinggal di luar angkasa. The International Business Machines Corporations (IBM) akan mengirim robot besutannya untuk tinggal di luar angkasa. Berdasarkan pemberitaan Fox News, robot berteknologi Artificial Intelligence (AI) tersebut terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada akhir Juni 2018.

Robot bernama Crew Interactive Mobile Companion (CIMON) tersebut akan pertama kali terbang otonom dan tinggal di luar angkasa di masa mendatang. "CIMON tidak direncanakan untuk kembali ke bumi," ujar Matthias Biniok, perwakilan dari IBM. Biniok merupakan pimpinan dari IBM untuk proyek pengembangan Cimon AI yang menggunakan 'IBM Watson'. Rencananya, robot akan mendapatkan pembaruan melalui cloud secara teratur. Cimon juga akan menjadi salah satu kru luar angkasa untuk ISS.

Cimon merupakan robot yang dikembangkan bersama dengan perusahaan dirgantara Eropa, Airbus. Perannya sebagai robot akan membantu astronot European Space Agency (ESA) Jerman dan Komandan ISS Alexander Gerst dalam menjalankan misi. Kemudian Cimon juga akan melaksanakan tugas ilmiah, membantu percobaan, serta bertindak sebagai kamera web terbang dengan kemampuan mempertahankan data.

Cimon dirancang bisa bertindak untuk 'sistem pertahanan dini' apabila terdapat masalah teknis, serta membuat pembicaraan kecil ketika terjadi downtime. "Kami mencoba mengembangkan Watson AI untuk melakukan yang bisa dikerjakan manusia," jelas Biniok.

Cimon ibarat memiliki 'mulut digital' yang mampu mengeluarkan ekspresi. Otaknya bisa memahami astronot. Ia tahu untuk menjawab sesuatu yang ditanyakan. Salah satu alasan terpilihnya Cimon, yakni bisa masuk ke dalam percakapan dengan sangat dalam.

Saat ini, Cimon hanya bisa berbahasa Inggris. Namun ke depannya akan dibuat mengerti ragam bahasa. Seperti komputer dialog lisan milik ISS bernama Clarissa yang mampu berbahasa Rusia. Dua bahasa tersebut menjadi paling utama digunakan stasiun luar angkasa. ISS sudah menguji Cimon bisa berfungsi dengan baik ketika berada 240 mil di atas permukaan bumi.

Setelah mengubah beberapa prototipe, para insinyur IBM mampu mengurangi waktu respons latensi Cimon dari delapan menjadi dua detik. Tidak diketahui secara pasti biaya pembuatan Cimon. Pihak IBM hanya mengatakan, proyek Cimon memakan waktu dua tahun dan mendapat pendanaan dari Badan Antariksa Jerman bersama Airbus. Dua tahun bukan waktu yang lama. IBM harus menangani banyak masalah keamanan, terutama terkait ESA dan Badan Antariksa Jerman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement