REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA -- Tim arkeolog Guatemala menemukan dua monumen Olmec kuno yang berusia sekitar 2.500 tahun. Kementerian Kebudayaan Guatemala menginformasikan, peninggalan penuh ukiran itu digali di taman arkeologi Tak'alik Ab'aj, barat daya Guatemala.
"Penemuan ini menguatkan proposal yang diajukan para arkeolog di situs tersebut, bahwa ada transisi antara dua budaya di Tak'alik Ab'aj," kata Menteri Kebudayaan Guatemala, Jose Luis Chea, dikutip dari laman Telesur TV.
Berdasarkan data sejarah, Kota Tak'alik Ab'aj mulanya dihuni oleh suku Olmec pada 1500 sampai 100 tahun sebelum Masehi. Selanjutnya, kota dihuni bangsa Maya selama ekspansi mereka pada pertengahan periode praklasik (800 sampai 300 sebelum Masehi).
Setelah Olmec menghilang, suku Maya melanjutkan pengembangan budaya di bagian utara Guatemala, bagian selatan Meksiko, El Salvador, Honduras, dan Belize. Peradaban mereka berkembang sampai periode pascaklasik, antara 900 sampai 1200 Masehi.
Arkeolog Christa Schieber mengatakan, tim menemukan monumen pertama dalam wujud kepala Olmec yang merepresentasikan simbol kekuatan dan diyakini mewakili wujud "kakek". Pecahan batu itu memuat makna tentang keturunan dari langit leluhur.
Bagian kedua adalah ukiran rumit yang berisi lambang-lambang ritual dengan kolom yang beratnya hampir lima ton. Tim menduga kedua monumen itu adalah bagian dari struktur monumental lain yang dimutilasi untuk menandai pergantian pendudukan suku.
Pada Oktober 2012, tim arkeolog Guatemala mengumumkan penemuan makam kuno milik raja di Tak'alik Ab'aj. Hasil penggalian arkeologi itu mengarah pada kesimpulan adanya transisi dari Olmec ke budaya Maya antara 700 sampai 400 tahun sebelum Masehi.