Selasa 24 Jul 2018 20:15 WIB

Studi: Wanita Lebih Banyak Bekerja Sukarela Dibanding Pria

Meski tanpa pamrih, pekerjaan sukarela tak membuat perempuan dapat promosi

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wanita bekerja yang sudah memiliki anak memiliki tantangan tertentu dalam menyeimbangkan hidupnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar karier dan peran sebagai ibu bisa berjalan berbarengan.
Foto: pixabay
Wanita bekerja yang sudah memiliki anak memiliki tantangan tertentu dalam menyeimbangkan hidupnya. Ada beberapa hal yang penting diperhatikan agar karier dan peran sebagai ibu bisa berjalan berbarengan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pekerjaan tanpa pamrih dan tugas rumah tangga di kantor lebih mungkin dilakukan oleh para perempuan. Padahal, pekerjaan itu tidak akan membantu mereka mendapatkan promosi. Hal tersebut ditemukan oleh sekelompok ahli yang melihat tugas-tugas tersebut memakan waktu tetapi tidak ada di dalam manajemen pekerjaan.

Berdasarkan laporan Daily Mail, perempuan lebih sering diminta bekerja sukarela untuk jenis pekerjaan tersebut dibandingkan para pria. Namun ketika dipasangkan dengan perempuan lain, mereka justru tidak suka. Bekerja sukarela di kantor seperti menjadi ajang penunjukkan sikap. Para peneliti menyimpulkan, hal tersebut bisa menjadi faktor yang menahan perempuan bertahan di tempat kerja.

Berdasarkan sebuah artikel mendalam yang dikeluarkan Harvard Business Review (HVR), menguraikan sifat dari tugas-tugas non-promotable serta efeknya bagi karir wanita. Tugas yang tidak dapat dipromosikan bervariasi dari satu tempat kerja dengan yang lain.

Namun pada dasarnya, pekerjaan tersebut memiliki tingkat lebih rendah yang tidak akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan. Para tim peneliti kemudian memutuskan melakukan serangkaian tes untuk menemukan 'Mengapa perempuan lebih sering mengambil pekerjaan sukarela di tempat kerja'.

Dari hasil penelitian disimpulkan, alasan perempuan lebih banyak mengambil pekerjaan sukarela karena mereka kemungkinan besar akan menjawab 'Ya' saat dimintai pertolongan. Hal tersebut juga akan berdampak khusus pada perempuan.

Pada tes pertama, baik peserta laki-laki atau perempuan dibentuk ke dalam tiga kelompok. Mereka diberi soal menggunakan komputer, dan harus menjawabnya dalam waktu dua menit. Opsi jawaban, salah satunya menjadi 'sukarelawan' yang bisa di-klik di layar. Metode tersebut sengaja dipilih untuk mengesampingkan penjelasan terkait perempuan yang lebih menikmati pekerjaan tersebut daripada pria.

Sebagai bagian dari percobaan, mereka akan menerima 1 dolar AS jika tidak meng-klik. Jika seseorang meng-klik secara sukarela maka akan mendapat 1,25 dolar AS, sementara anggota lainnya memperoleh 2 dolar AS. Dengan demikian, anggota grup akan mendapatkan yang lebih baik sementara pekerja sukarela tidak.

Sebanyak 48 persen perempuan lebih mungkin menjadi sukarelawan daripada pria. Namun ketika dikelompokan dengan sukarelawan perempuan lain, mereka tidak suka. Perempuan lebih baik bekerja sukarela dengan para pria.

Penelitian ingin memberikan pandangan bahwa perbedaan gender tersebut bisa terjadi. Kemudian para manajer diharapkan bisa mendistribusikan jenis pekerjaan sukarela lebih adil setelah adanya penelitian ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement