Kamis 22 Nov 2018 13:19 WIB

Misi NASA Lewat Wahana 'InSight' akan Mendarat di Mars

NASA yakin pendaratan Insight bisa berhasil.

Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, KALIFORNIA -- Misi riset ke Mars 'Insght' milik  Badan Antariksa Amerika (NASA) berada pada lintasan Thanksgiving yang nyaris sempurna. Roket riset InSight dijadwalkan mendarat pada Senin (26/11) pukul 19:53 GMT mendatang.

Setelah mendarat, pendarat robotik itu akan memulai pencarian guna pemetaan interior Planet Merah. Peneliti NASA nantinya dapat mengambil kesempatan untuk mengkoreksi pada Ahad untuk memperketat ke sasaran mendarat dari pendarat robotik.

Tom Hoffman dari NASA memonitor saat ini peralatan terlihat bagus. Dia yakin misi bisa terlewati.

"Kami akan mengerjakan parameter terakhir yang kami butuhkan selama beberapa hari ke depan. Sementara belum ada kegagalan, akan ada banyak orang di Jet Propulsion Laboratory (JPL) yang memastikan kami berhasil mendarat," kata pernyatan dari manajer proyek InSight kepada wartawan dilansir BBC, Rabu (22/11).

Observatorium Bosscha: Sejarah, Teleskop, dan Ancaman

JPL di Pasadena, Kalifornia merupakan kontrol misi untuk perjalanan planet NASA. InSight diluncurkan dari Bumi pada 5 Mei yang harus mencapai 'lubang kunci' di bagian atas atmosfer Mars yang ukurannya 24 kilometer sejauh 10 kilometer.

Jika pendarat robotik bisa melakukan itu, maka seharusnya InSight turun tepat di atas lanskap sangat datar yang dikenal sebagai Elysium Planitia. Meski demikian, setelah memasuki atmosfer Mars, penurunan dan pendaratan (EDL) masih jauh dari lugas.

Statistik misi menunjukkan bahwa Mars tidak memaafkan hal-hal yang tidak siap. Dibuktikan dari dua pertiga semua upaya pendaratan telah gagal.

photo
Statistik pendaratan di Mars.

Alasannya sederhana, yakni sebuah benda robotik akan masuk ke atmosfer dengan kecepatan enam kali kecepatan peluru tinggi dan kemudian entah bagaimana harus memperlambat berhenti yang terkontrol di permukaan Planet Mars, kurang lebih hal itu memerlukan waktu tujuh menit. Strategi EDL pun harus sempurna.

Upaya terbaru dari Eropa pada 2016, membuat pendaratan yang salah sehingga pendarat robotik terhempas ke tanah. Meski demikian Amerika memiliki catatan yang lumayan baik. Insgiht menggunakan kombinasi yang terbukti baik dari kapsul roket yang tahan panas, parasut dan roket untuk mendaratkan-nya ke Mars.

"Kami telah melakukan semua yang kami bisa untuk mencoba dan menjadi sukses, tetapi itu benar-benar hal yang sangat sulit untuk dilakukan, mendarat di planet lain," ujar bagian tim EDL InSight, Julie Wurtz Chen.

InSight merupakan misi pertama NASA untuk melihat ditel planet Mars. Perkakasnya menggunakan sismometer Inggris dan Prancis untuk mendengarkan gempa bumi di sana atau lebih tepatnya 'Marsquakes'. Getaran tersebut akan membantu melacak lapisan batuan interior Mars, dari kerak planet ke intinya.

Ilmuwan InSight Bruce Banerdt mengatakan, kekuatan gempa hampir seperti bola lampu kecil. "Ini menerangi bagian dalam planet dengan gelombang seismik, dan seismometer itu seperti kamera yang mengambil gelombang dan membantu mengumpulkan gambar. Pixel itu dapat kita susun menjadi gambar 3D dari bagian dalam planet," ujar Benerdt.

Para ilmuwan sudah mengetahui bagaimana interior Bumi terstruktur, dan mereka memiliki beberapa model yang bagus untuk menggambarkan inisiasi arsitektur pada kelahiran Tata Surya lebih dari 4,5 miliar tahun yang lalu. Tapi Bumi adalah satu titik data dan Mars akan memberikan para peneliti perspektif yang berbeda tentang bagaimana planet berbatu dapat terbentuk dan berevolusi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement