REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah hampir 235 tahun lamanya, astronom berhasil menangkap gambar pertama dari black hole atau lubang hitam yang dirilis di seluruh dunia. Gambar itu menunjukkan lubang hitam supermasif di pusat galaksi Supergiant Messier 87 atau M87.
Hal itu menandakan revolusi dalam pemahaman manusia terkait benda-benda paling misterius di alam semesta sekaligus membuktikan teori Albert Einstein. Lubang hitam kali pertama dikenalkan oleh teori relativitas Einstein meskipun Einstein sendiri masih ragu bahwa lubang hitam itu benar-benar ada.
Sejak itu, astronom telah mengumpulkan banyak sekali bukti bahwa lubang-lubang kosmis ada di luar angkasa, termasuk deteksi gelombang gravitasi yang baru-baru ini beriak melintasi kosmos ketika gelombang itu bertabrakan.
Gambar yang terekam menunjukkan lingkaran debu dan gas menelusuri garis besar lubang hitam kolosal di jantung galaksi Messier berjarak 87,55 tahun cahaya dari Bumi. Lubang hitam itu sendiri tidak bisa dilihat. Lubang hitam bisa dikatakan sebagai pintu jebakan kosmis tempat cahaya dan materi tidak bisa lepas jika sudah masuk ke dalamnya.
Gambar terobosan ditangkap oleh Event Horizon Telescope (EHT), sebuah jaringan delapan teleskop radio yang mencakup lokasi dari Antartika ke Spanyol dan Cile. Penelusuran EHT melibatkan lebih dari 200 ilmuwan.
Lubang hitam merupakan benda paling misterius di alam semesta. "Kami telah melihat apa yang kami pikir tidak dapat dilihat. Kami berhasil mengambil gambar lubang hitam," ujar Direktur EHT dan rekan peneliti senior Universitas Harvard, Sheperd Doeleman, seperti dikutip the Guardian, Kamis (11/4).
Direktur Yayasan Ilmu Pengetahuan Nasional AS dan seorang astrofisikawan, France Cordova, mengatakan, gambar lubang hitam membuat matanya meneteskan air mata. "Kami mempelajari lubang hitam begitu lama sehingga kadang-kadang mudah untuk melupakan bahwa tidak ada di antara kita yang pernah melihatnya," kata dia. "Ini akan meninggalkan jejak pada ingatan orang di seluruh dunia," katanya menambahkan.
Gambar lubang hitam menunjukkan sekilas pertama dari cakram akresi lubang hitam, cincin gas, dan debu berbentuk donat. EHT mengambil radiasi yang dipancarkan oleh partikel-partikel di dalam cakram yang dipanaskan hingga miliaran derajat ketika mereka berputar di sekitar lubang hitam di dekat kecepatan cahaya, sebelum menghilang ke bawah lubang kecil.
Meskipun tampak besar karena pantulan cahaya, lubang hitam sangat kecil, gelap, dan jauh sehingga mengamatinya secara langsung membutuhkan teleskop dengan resolusi yang setara untuk dapat melihat sesuatu di Bulan. Hal itu pun dahulunya dianggap sebagai tantangan yang tidak dapat diatasi.
EHT kemudian mencapai daya tembak yang diperlukan dengan menggabungkan data dari delapan observatorium radio terkemuka dunia, termasuk Atacama Large Millimeter Array (Alma) di Chili dan South Pole Telescope, yang menciptakan teleskop efektif seukuran Bumi.
Pengamatan astronom diluncurkan pada 2017, di mana EHT memiliki dua target utama. Pertama adalah Sagitarius A, yakni lubang hitam di pusat Bimasakti. Kedua, yang menghasilkan gambar adalah lubang hitam supermasif di galaksi M87. Kolaborasi EHT masih bekerja untuk menghasilkan gambar lubang hitam Bimasakti.
Keberhasilan proyek bergantung pada langit yang cerah di beberapa benua secara bersamaan dan koordinasi yang sangat baik antara tim yang jaraknya berjauhan. Pengamatan di berbagai lokasi dikoordinasikan menggunakan jam atom, yang disebut hidrogen maser. Jam itu akurat dalam satu detik setiap 100 juta tahun. "Kami sangat beruntung, cuacanya sangat sempurna," kata Ziri Younsi, anggota kolaborasi EHT yang berbasis di University College London.
Ilmuwan menerbitkan enam makalah yang mendokumentasikan bagaimana mereka menciptakan gambar dan apa yang telah mereka pelajari tentang lubang hitam di pusat M87 pada sebuah galaksi yang berjarak 55 juta tahun cahaya. "Ini baru permulaan. Para peneliti mempelajari gambar ini dengan cermat dan mengulang cerita ini," kata fisikawan di Perimeter Institute dan University of Waterloo, Avery Broderick.
Yang paling penting, gambar ini sekali lagi membuktikan bahwa teori utama yang digunakan fisikawan untuk menjelaskan gaya gravitasi?-teori relativitas umum-adalah benar.
Albert Einstein
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, hal tersebut merupakan penemuan yang luar biasa dan pertama kalinya dilakukan. "Sesungguhnya lubang hitam tidak bisa terlihat secara langsung karena dia tidak memancarkan cahaya," kata Thomas kepada Republika.
Thomas mengatakan, sebenarnya gambar yang beredar di media bukanlah lubang hitam yang sesungguhnya. Foto tersebut, kata dia, merupakan siluet lubang hitam dengan latar belakang yang sangat terang.
Ia menjelaskan, teknik yang digunakan oleh ilmuwan untuk memotret lubang hitam adalah mengambil foto lubang hitam yang lokasinya di hadapan objek sangat terang. "Untuk ukuran lubang hitam yang sangat-sangat kecil di lihat dari Bumi, jejaring beberapa teleskop digunakan yang kemudian digabungkan datanya. Seolah menggunakan teleskop sebesar bentangan Bumi," kata dia.
Selama ini, keberadaan lubang hitam hanya diketahui secara tidak langsung dari pancaran sinar-X. Manusia tidak pernah benar-benar melihat lubang hitam tersebut. Keberadaan lubang hitam terdeteksi karena ada bintang pasangan lubang hitam yang sedang disedot materinya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, lubang hitam merupakan objek antariksa yang luar biasa masif. (Lubang hitam) adalah objek dengan gaya gravitasi ekstrem sehingga semua objek diserapnya, termasuk cahaya yang melintas di dekatnya,kata dia. (Inas Widyanuratikah/Fergi Nadira/Farah Nabila ed: Mas Alamil Huda)