Selasa 16 Apr 2019 04:00 WIB

Mikroplastik Bisa Tersebar Lewat Udara

Mikroplastik dapat mengancam lebih banyak wilayah daripada yang diperkirakan sebelumn

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengereman dan ban mobil menciptakan sampah mikroplastik
Foto: sciencenews.org/shutterstock
Pengereman dan ban mobil menciptakan sampah mikroplastik

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bahaya dari mikroplastik semakin nyata dan menyeramkan. Sebuah studi baru menyatakan, mikroplastik dapat melakukan perjalanan melalui udara dan mencemari area setidaknya 100 kilometer dari sumbernya.

Penelitian yang diterbitkan di Nature Geoscience menemukan sejumlah besar sampah plastik di daerah tangkapan air terpencil di pegunungan Pyrenees Prancis selama lima bulan. Meskipun mikroplastik dapat mencapai lautan dengan melakukan perjalanan di sepanjang sungai, penelitian ini memberikan bukti limbah plastik yang diangkut melalui atmosfer.

Baca Juga

Mikroplastik adalah bagian kecil dari limbah plastik, seperti serat mikro dalam pakaian dan microbeads, yang mencemari lingkungan. Mereka telah digambarkan sebagai ancaman yang signifikan terhadap kehidupan laut dan telah ditemukan di sungai, lautan, dan wilayah Arktik.

Peneliti Deonie Allen dan rekan-rekannya mengumpulkan sampel endapan kering dan basah di atmosfer selama lima periode sampel. Mereka mengukur laju deposisi mikroplastik harian 365 partikel per meter persegi untuk penelitian ini.

Menggunakan simulasi atmosfer, peneliti menemukan sampah plastik diangkut melalui atmosfer mencapai jarak setidaknya 100 kilometer. Ahli ekotoksikologi di Pusat Ekologi dan Hidrologi Alice mengatakan, konsentrasi mikroplastik sebanding dengan yang ditemukan di daerah perkotaan.

"Studi ini adalah yang pertama untuk memberikan bukti konkret plastik mikro yang diangkut ke daerah terpencil melalui udara, dan karenanya meningkatkan pemahaman kita tentang cara di mana plastik mikro dapat diangkut secara luas di seluruh dunia," kata Horton, dikutip dari Independent, Selasa (16/4).

Peneliti di King's College London Dr Stephanie Wright setuju penelitian ini menunjukkan mikroplastik dapat mengancam lebih banyak wilayah daripada yang diperkirakan sebelumnya. "Temuan ini menunjukkan mikroplastik ada di mana-mana dan bahkan lingkungan yang paling murni mungkin rentan terhadap kontaminasi," katanya.

Pakar industri plastik memperkirakan 335 juta ton plastik diproduksi secara global pada tahun 2016. Awal tahun ini, Uni Eropa mengumumkan rencana untuk melarang 90 persen mikroplastik yang ditambahkan ke produk, yang bertujuan untuk mengurangi 400 ribu ton polusi plastik selama dua dekade.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement