REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bawang putih merupakan bahan alami yang sering menjadi alternatif obat darah tinggi. Tanaman ini memiliki 200 komponen kimia lebih seperti allicin yang bisa menurunkan tekanan darah.
Kendati begitu, penggunaan bawang putih sebagai anti hipertensi tidak disarankan bagi wanita hamil. Pasalnya, senyawa allicin memiliki mekanisme seperti obat golongan ACE Inhibitor.
Penelitian tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan obat golongan ACE Inhibitor sangat berbahaya jika dikonsumsi ibu hamil. Pasalnya, kandungan itu berefek tetragonik kepada janin.
Penelitian dilakukan Natania Ayu Sandy dan Theresia Shinta W dari Fakultas Farmasi, serta Dion Adiriesta Dewananda dari Fakultas Kedokteran Hewan. Uji coba dilakukan kepada hewan tikus.
"Hal ini berpotensi menginduksi kegagalan pertumbuhan janin, kelainan, perkembangan tidak normal dari sel selama kehamilan yang menyebabkan kerusakan embrio," kata Natania, beberapa waktu lalu.
Tikus dikawinkan dan diberi perlakuan ekstrak bawang putih selama 14 hari. Hasilnya, menunjukkan adanya perubahan yang mengarah kepada efek teratogenik.
Natania menjelaskan, hasil diperoleh setelah dilakukan pengamatan secara makropatologi, rontgen dan scanning electron microscope. Utamanya, untuk mengonfirmasi terjadinya efek teratogenik.
Artinya, lanjut Natania, penggunaan ekstrak bawang putih ketika dikonsumi oleh ibu hamil memang dapat menyebabkan risiko yang buruk kepada janin. Termasuk, untuk antihipertensi.
"Namun, ke depan masih perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendukung penelitian ini," ujar Natania.
Penelitian ketiga mahasiswa muda ini sudah didanai Kementerian Ristek-Dikti. Dilakukan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE) UGM 2019.