REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa AS (NASA) mengumumkan pesawat antariksa Asteria telah kehilangan kontak dengan Bumi. Asteria, satelit kecil yang diluncurkan pada April 2017 itu berfungsi untuk membantu mempelajari planet di luar tata surya.
"Asteria hilang kontak dengan operator manusia di Bumi. Pesawat ruang angkasa itu terakhir terdengar dari pada 5 Desember," demikian lapor NASA, dukutip laman Flashgear, Senin (6/1).
Upaya untuk menghubungi satelit berukuran tas itu sudah dilakukan beberapa kali namun belum berhasil. Asteria adalah CubeSat yang digunakan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk mendemonstrasikan jenis teknologi khusus.
Satelit ini sangat cocok untuk membantu menemukan eksoplanet. NASA sudah memiliki misi yang lebih besar yang memantau planet-planet tata surya, dan yang paling terkenal adalah instrumen satelit survei TESS-nya.
Asteria CubeSat terbuktu mampu mengambil pengukuran cahaya yang tepat dari sebuah bintang, yang memungkinkannya mengamati beberapa bintang terdekat. Mendeteksi perubahan-perubahan ini dalam kecerahan adalah bagian penting dari pendeteksian eksoplanet, yang mengorbit antara satelit dan bintang pada waktu-waktu tertentu. Satelit juga bisa mengungkap keberadaan eksoplanet dengan menghalangi cahaya.
NASA mengatakan Asteria menyelesaikan tujuan misi utamanya Februari lalu dengan menghasilkan tiga perpanjangan lain untuk misi dalam beberapa bulan sejak itu. Para ilmuwan menggunakan pesawat ruang angkasa untuk menguji kemampuan CubeSat yang berbeda dan untuk mengamati berbagai hal, termasuk pesawat ruang angkasa lainnya dan Bumi.
Badan antariksa akan terus menjangkau Asteria hingga Maret dalam upaya memulihkan komunikasi dengan satelit. Seandainya pesawat ruang angkasa itu hilang untuk selamanya, NASA mengumumkan bahwa replika perangkat keras internalnya di Bumi masih dapat digunakan untuk eksperimen pada program CubeSat yang otonom.