Selasa 07 Jan 2020 15:54 WIB

Mengenal Bruie, Rover Penjelajah Es untuk Eksplorasi Europa

Bruie diuji coba di lautan es Antartika Timur.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Dwi Murdaningsih
Europa, bulan-nya Jupiter.
Foto: wikipedia
Europa, bulan-nya Jupiter.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ilmuwan dan insinyur dari Jet Propulsion Laboratory NASA berhasil menguji Bruie ‘The Buoyant Rover’. Rover ini untuk mengeksplorasi lautan yang berada di bawah es Antartika Timur.

Robot itu dioperasikan dari jarak jauh dan dibuat memang untuk merangkak dalam laut yang berada di bawah es. Tes ini memiliki tujuan jangka panjang, yaitu mencari bukti kehidupan di bawah ‘cangkang beku’ yang tebal menutupi Europa, bulan-nya planet Jupiter.

Baca Juga

Di bawah es itu, memiliki tiga kali lebih banyak zat cair daripada seluruh lautan yang ada di Bumi. Membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk menciptakan robot baru setelah ini. Yang paling terdekat adalah Europa Clipper.

Europa Cipper dijadwalkan akan diluncurkan pada 2025 mendatang. Robot ini nantinya akan dikirim ke luar angkasa untuk menuju Jupiter. Jupiter dianggap sebagai planet paling ideal yang menyerupai bumi dan layak untuk ditempati.

“Membuat kendaraan seperti The Buoyant Rover dan kapal selam lainnya di lautan Europa, adalah visi jangka panjang yang kita harapkan suatu hari tercapai. Misi prekursor ini akan mengatur jalan untuk melewati es dan mencapai lautan,” kata pemimpin sains proyek dari Jet Propulsion Laboratory, Kevin P Hand.

The Buoyant Rover yang dinamai Bruie telah dikembangkan sejak 2017. Bruie adalah perpaduan dari penemuan Jules Verne dengan mesin paling sederhana dibuat sedikit lebih dari porosnya dan dua roda (masing-masing seukuran pizza besar).

Selama uji coba lapangan Antartika di bawah es Teluk O'Brien dekat Casey, pangkalan Australia di bagian timur benua, robot penjelajah itu berhasil melakukan tiga kali penyebaran selama tiga jam dalam air yang sangat dingin.

Tes keempat, adalah membuatnya tetap di bawah es selama 42 jam dan 30 menit. Andy Klesh, yang juga insinyur utama proyek, adalah orang yang mengendalikan robot itu dengan menggunakan laptop.

Robot juga dapat diujicobakan melalui koneksi satelit, selama misi ini. Sementara itu seorang insinyur mekanik, Dan Berisford dengan hati-hati memberinya tether kuning tipis.

Robot itu merangkak perlahan tapi cakap. Sebuah kamera onboard yang dipasang di robot itu, memperlihatkan video suasana laut Antartika yang bahkan terlihat lebih asing daripada permukaannya.

Beberapa kaki di bawahnya, robot menemukan jaringan ganggang laut berwarna coklat yang menempel di es. Ikan akan berenang dan menggigitnya. Gelembung-gelembung oksigen terakumulasi ketika fotosintesis terpompa.

Bruie menganalisis antarmuka lautan es secara pasif dan pada jarak yang konsisten, dan menarik sedikit daya (terutama terhadap drone tipe kapal selam).

Seorang ilmuwan Antartika di Desert Research Institute di Nevada, Alison Murray mengatakan, permukaan lautan es di Bumi adalah zona tempat fisika, kimia, dan biologi saling berinteraksi. Di planet kita, zona ini kaya dengan mikroorganisme.

“Kami ingin memahami kelayakgunaan antarmuka ini serta keragaman kehidupan yang disebut mereka sebagai rumah,” kata Dr Murray.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement