REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Gerhana bulan penumbra yang akan melintasi Indonesia pada Sabtu (11/1) tidak akan bisa dilihat secara nyata perbedaannya tanpa alat bantu karena sifatnya hanya peredupan purnama.
"Gerhana bulan dini hari pada 11 Januari hanya gerhana penumbra. Jadi hanya peredupan purnama yang tidak akan dikenali oleh awam," ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, Kamis (9/1).
Berbeda dengan gerhana bulan total yang melewati bayangan umbra Bumi atau bayangan inti yang merupakan bagian sangat gelap, gerhana bulan penumbra akan berada di bagian penumbra yang bayangannya lebih terang sehingga perbedaannya tidak akan terlihat secara kasat mata.
Hal itu dikarenakan perubahan yang terjadi tidak akan terlalu kentara akibat sinar bulan yang masih cukup terlihat, berbeda dengan gerhana matahari total yang fase bulan dari purnama dan masuk ke umbra atau bagian bayangan tergelap, menurut astronom Ronny Syamara, menambahkan. Karena itu diperlukan alat bantu jika ingin melihat secara jelas perbedaan ketika terjadi gerhana bulan penumbra.
"Gerhana bulan penumbra itu tidak akan terlihat dengan kasat mata. Kalau dengan detektor bisa terlihat, atau menggunakan kamera yang dibantu lensa tele. Lalu kita bandingkan dengan purnama sebelum gerhana penumbra maka bisa terlihat perbedaannya," ujar astronom di Planetarium dan Observatorium Jakarta itu.
Gerhana bulan penumbra yang terjadi pada Sabtu (11/1) akan dimulai 00.05 WIB dengan puncaknya terjadi pada pukul 02.10 WIB dan berakhir pukul 04.14 WIB.