Sabtu 10 Mar 2012 16:42 WIB

NOAA: Badai Magnet Makin Menguat

Badai Matahari (ilustrasi)
Badai Matahari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Badai magnet yang dampaknya mulai dirasakan di Bumi pada Jumat telah menguat menjadi tingkat G3, lapor Badan Atmosfer dan Samudera Amerika Serikat (NOAA), Jumat.

Badai tersebut adalah akibat dari letupan lidah api besar yang terjadi di Matahari pada 7 Maret pukul 04:24 waktu Moskow.

"Orientasi medan magnet yang bisa menyebabkan badai magnet Bumi yang kuat akhirnya terjadi semalam. Jadi kendati hal itu sebagai awal yang lambat namun tingkatnya telah mencapai seperti yang telah diperkirakan," kata Pusat Prediksi Cuaca Angkasa NOAA dalam lamannya.

Badai magnet Bumi kuat bisa menimbulkan kerusakan satelit dan bahkan pernah memutuskan jaringan listrik di Bumi yang terjadi di Quebec, Kanada, pada 1989.

Badai yang terjadi menyebabkan satelit Venus Express milik Badan Antariksa Eropa mengalami kerusakan sementara setelah terjadinya angin Matahari yang dikenal dengan letupan massal korona (CME).

Namun pengendali mengatakan mereka telah mengembalikan satelit itu kepada operasi normal.

"CME menjadi yang terbesar kedua dalam 11 tahun rangkaian surya dan menjadi yang terbesar pada 2012," jelas pakar di Laboratorium Astronomi Sinar X Surya milik Rusia Sergei Bogachev.

Menurut dia badai magnet tingkat G4 telah terjadi saat rangkaian badai pada tahun 2011 sehingga itu menjadi hal yang terbesar namun bukan salah satu rekor dalam rangkaian tersebut.

Berdasarkan data dari stasiun di bumi, indeks kp yang digunakan untuk mengukur kegiatan magnet bumi sebelumnya meningkat jadi lima unit setelah CME pada 7 Maret.

Hal itu memperhitungkan tingkat terendah untuk menentukan badai magnet bumi.

Data yang didapat masih pada lima kp selama sembilan jam kemudian turun menjadi hanya empat kp untuk kemudian meningkat lagi pada empat jam kemudian.

Indeks tersebut menghitung lebih dari tujuh kp pada Jumat malam di Moskow yang dianggap sebagai badai "besar" menurut skala NOAA, demikian Ria Novosti-OANA.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement