Rabu 08 May 2013 06:21 WIB

Ini Cara Hambat Penyebaran DBD

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Nyamuk demam berdarah
Nyamuk demam berdarah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bakteri Wolbachia bisa menghambat replikasi virus dengue dalam vektor nyamuk Aedes aegypti. Wolbachia merupakan bakteri alami yang mampu menghambat virus dengue di tubuh nyamuk Aedes aegypti sehingga virus dengue tidak bisa ditularkan ke manusia.

Hal itu dikemukakan Peneliti Utama Eliminate Dengue Projet (EDP)-Yogyakarta Eggi Arguni dalam acara EDP Yogyakarta Technical Briefing, di Fakultas Kedokteran UGM, Selasa (7/5). Wolbachi sendiri terdapat secara alami terdapat pada 70 persen tubuh serangga di bumi, termasuk berbagai jenis serangga yang biasa menggigit manusia. Bakteri ini hanya hidup dalam sel serangga dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui telur.

''Wolbachia aman bagi manusia dan lingkungan. Selama ini manusia berinteraksi dengan serangga ber-Wolbachia seperti kutu beras, kupu-kupu, laba-laba, dan lalat buah,''kata staf pengajar Fakultas Kedokteran UGM ini. EDP-Yogyakarta melakukan penelitian sejak tahun 2010 lalu dan menghasilkan delapan strain Aedes aegypti wolbachia. Namun yang digunakan saat ini adalah dari strain WPOPYOG(wMelPop) dan WMELYOG (wMel).

Sedangkan enam strain lainnya masih merupakan kultur. ''Hasil riset di laboratorium menunjukkan penggunaan  bakteri wolbachia mampu mengendalikan replikasi virus dengue dalam tubuh vector Aedes aegypti. Tanpa Wolbachia bisa menghasilkan sebanyak 20 ribu copy virus DBD. Sedangkan dengan Wolbachia hanya menghasilkan 500 copy virus dengue,''jelas Eggy.

Kini EDP-Yogyakarta memproduksi nyamuk Aedes aegypti ber-wolbachia melalui metode kawin silang. Untuk keperluan kawin silang tersebut dia mengimpor telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia dari Australia yang merupakan negara yang telah berhasil membiakkan dan melepas ke alam liar nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia.

''Saat ini kami berupaya melakukan kawin silang antara  nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia Australia dengan nyamuk Aedes aegypti Yogyakarta sehingga akan didapatkan keturunan 100 persen nyamuk Aedes aegypti Wolbacia Yogyakarta,'' jelas dia.

EDP-Yogyakarta merupakan penelitian kerja sama antara Fakultas Kedokteran UGM, Yayasan Tahijadan Universitas Monash, Australia. EDP-Yogya adalah bagian dari EDP-Global yang merupakan penelitian kolaboratif multinegara bagian dari EDP Global yaitu Australia, Vietnam, Indonesia, Thailand, Brazil, dan Cina untuk mengembangkan strategi alternatif menanggulangi penyakit dengue dengan bakteri Wolbachia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement