Senin 13 Jan 2014 07:31 WIB

Ilmuwan Desak Jus Buah Dikeluarkan dari Menu 4 Sehat 5 Sempurna

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Mansyur Faqih
Buah stroberi.
Foto: Antara
Buah stroberi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jus buah dalam kemasan dinilai mengandung terlalu banyak gula jika dikonsumsi sebagai minuman. Kepala penelitian diet dan obesitas di Medical Research Council's Human Nutrition Research Cambridge, Susan Jebb mengatakan jus buah sebaiknya dikeluarkan dari menu empat sehat lima sempurna.

Jebb mengatakan sudah berhenti minum jus jeruk dan menyarankan orang lain untuk melakukannya. Atau setidaknya berhenti minum buah yang diencerkan dalam bentuk jus.

Jebb yang sudah bekerja sama dalam waktu yang lama dengan pemerintahan lokal di Cambridge mengatakan, mempunyai tanggung jawab kesehatan untuk menyampaikan informasi ini.

Dilansir dari the Guardian, Senin (13/1), Jebb juga mengimbau industri makanan dan minuman untuk ikut serta meningkatkan kesehatan masyarakat. Jebb menilai dia tak melihat jus buah sebagai pilihan yang sehat.

"Aku mendukung untuk mengeluarkan jus buah dalam daftar lima sempurna. Jus buah tidak sama dengan buah utuh dan telah mengandung banyak gula. Minuman jus buah dalam kemasan begitu cepat diserap tubuh, sama halnya dengan Coca Cola," ujar Jebb.

Jebb lebih menyarankan masyarakat untuk mengonsumsi buah utuh yang dipotong sendiri. Atau, setidaknya membuat jus sendiri, bukan membeli jus buah dalam kemasan yang saat ini banyak dipasarkan.

Profesor kesehatan di Universitas Oxford ini mengakui, anjuran ini tidak akan didukung oleh kementerian terkait. Karena pajak dari produsen jus buah dalam kemasan terbilang tinggi. Pernyataan Jebb ini menyusul peringatan serupa yang disampaikan ilmuwan AS, Barry Popkin dan George Bray. 

Mereka menyebutkan kandungan fruktosa dalam sirup buah memiliki risiko kesehatan yang tinggi. Jus buah dalam kemasan menjadi bahaya baru bagi dunia kesehatan. "Anda sebaiknya lebih mempertimbangkan untuk memakan satu atau dua buah jeruk dibandingkan minum jusnya. Jus buah itu menipu," ujar Popkin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement