REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Universitas Andalas (Unand) Padang melalui Fakultas Pertanian akan mengembangkan jenis tanaman Kacang Makademia yang memiliki harga termahal dari tanaman kacang lain di dunia.
"Beberapa peneliti Unand akan mengembangkan bibit dari tanaman Makademia yang harga bijinya di pasaran dapat mencapai Rp600 ribu setiap kilogram," kata Wakil Rektor Unand Bidang Kerja sama Helmi, di Padang, Senin (17/3).
Dia menjelaskan mahalnya harga tersebut di atas biji kacang lain semisal almond, mete dan kacang tanah.
Untuk mengembangkan bibit tanaman kacang ini, Unand akan bekerja sama dengan PT Mitra Kerinci selaku produsen di Sumbar.
Dalam prosesnya nanti, jelasnya, kerja sama ini terkait dalam perbanyakan bibit Makademia oleh peneliti Unand dengan memanfaatkan sistem kultur jaringan. Di mana bibit dapat dihasilkan secara cepat tanpa mengurangi kualitas dari induknya.
Setelah itu, PT Mitra Kerinci akan menyebar bibit hasil kultur jaringan itu pada lahan yang telah tersedia, imbuhnya. Menurut Helmi, pengembangan tanaman Kacang Makademia ini nantinya akan menguntungkan kedua belah pihak. Pertama bagi Unand, jelasnya, ini akan menjadi bukti aplikasi yang bermanfaat dari pengembangan ilmu untuk para ahli dan peneliti.
"Sementara untuk PT Mitra Kerinci ini menguntungkan untuk meningkatkan produksi dan keuntungan," jelasnya.
Sebab saat ini, meskipun mahal kacang yang juga sebagai paling lezat di dunia ini termasuk laris di pasaran. Namun masih sedikitnya jumlah produsen, sehingga konsumen masih sulit mendapatkannya secara bebas di pasar.
"Sebagai gambaran baru kebun percontohan di Lembang yang aktif mengelola dan membudidayakan tanaman kacang ini, dan sebagian kecil di Solok Selatan oleh PT Mitra Kerinci," katanya.
Sementara itu salah seorang peneliti Bidang Agronomi Unand Prof Irfan Suliansyah memaparkan bahwa Makademia merupakan tanaman penghasil biji atau kacang yang memiliki rasa lezat, manis dan memiliki kadar lemak yang mencapai 70 persen.
Selain itu, konsumen dapat memakan langsung mentah atau menyangrai terlebih dahulu. Saat ini produk Makademia sering bermanfaat untuk pengisi coklat batangan.
Lebih lanjut, katanya, tanaman ini dapat hidup pada suhu tropis seperti Hawaii di Amerika Serikat. Dengan iklim yang hampir sama, di Indonesia potensi tanaman kacang ini berkembang cukup terbuka lebar.
Meskipun begitu, katanya, membutuhkan upaya yang ekstra semisal rekayasa genetik atau pemuliaan untuk mewujudkan hal tersebut.
"Sejauh ini baru kepulauan Maluku yang memiliki ciri-ciri iklim seperti di Hawaii. Dan ada kemungkinan tanaman Makademia dapat tumbuh di keadaan iklim demikian," ujarnya.