REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pesawat ruang angkasa milik NASA berencana mendarat di Mars pada 2021. Lembaga luar angkasa Amerika Serikat itu akan berusaha membuat oksigen di permukaan planet merah tersebut.
Pesawat Mars 2020, rencananya akan membawa tujuh proyek yang diarahkan untuk merintis jalan bagi misi berangkat ke Mars. Tugas utamanya untuk mencari bukti-bukti kehidupan dan menyimpan sampel yang kelak dibawa kembali ke sana.
Mengutip BBC, salah satu proyek utama, yaitu peralatan yang bisa mengubah CO2, yang banyak di udara Mars yang tipis, menjadi O2. Hal itu bisa mendukung kehidupan manusia atau membuat bahan bakar untuk roket yang akan membawa pulang awak ruang angkasa di sana.
"Hari ini merupakan hari yang sangat menggembirakan bagi kami," kata astronot dan administrator NASA, John Grunsfeld, saat mengumumkan muatan yang dibawa Mars 2020 di Washington DC.
Kemampuan memproduksi oksigen akan membantu ambisi untuk misi berawak ulang alik ke Mars karena membawa bahan bakar amat berat serta membutuhkan biaya yang mahal.
Pesawat ruang angkasa NASA lainnya sudah bisa memproduksi O2 dari CO2 namun peralatan baru, MOXIE, untuk pertama kalinya akan menguji kemampuannya di atmosfir Mars.
Salah seorang penguji MOXIE, Profesor Tom Pike dari Imperial College, London, mengatakan perubahan fokus dalam misi ke Mars seperti mengganti persneling.
"Ini lebih seperti Star Trek tua yang lebih berani, dengan fokus utama dari muatannya adalah ekslporasi dan bukan ilmu pengetahuan," jelasnya.
Menurutnya tak banyak tempat yang bisa dituju manusia setelah bulan, sehingga Mars bisa menjadi salah satu pilihan layak. Kabar mengenai kehidupan di Planet Mars, memang sudah lama beredar.