Kamis 21 Aug 2014 19:51 WIB

Peneliti Nanoteknologi Ini Raih BJ Habibie Award

Ketua Masyarakat Nano Indonesia dan Pendiri Nanocenter Indonesia, Nurul Taufiqu Rochman (kanan), menjelaskan fungsi dan cara kerja alat penyulingan air, di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa Besar, NTB.
Foto: Antara
Ketua Masyarakat Nano Indonesia dan Pendiri Nanocenter Indonesia, Nurul Taufiqu Rochman (kanan), menjelaskan fungsi dan cara kerja alat penyulingan air, di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa Besar, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr Nurul Taufiqu Rochman M Eng PhD meraih Baharuddin Jusf Habibie Technology Award (BJHTA) 2014. Penghargaan tersebut diserahkan dalam malam penganugerahan yang dilangsungkan di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Kamis malam.

"Doktor Nurul merupakan sosok fenomenal dalam bidang nanoteknologi," ujar Kepala BPPT, Unggul Priyanto. Nanoteknologi merupakan teknologi merekayasa partikel dalam ukuran satu berbanding satu miliar meter untuk menjadi material baru yang memiliki fungsi istimewa sesuai dengan yang diinginkan.

Dengan teknologi itu, material dapat dirancang lebih efektif dan efesien sebagai bahan dasar produk-produk kesehatan seperti obat-obatan, pangsan, kimia, kemasan, keramik, dan lainnya. Penerapan nanoteknologi itu dapat meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam Indonesia untuk memperkuat daya saing global industri nasional.

"Penghargaan ini diberikan kepada perekayasa yang menemukan inovasi, dan produknya dipakai industri dan masyarakat," jelas dia.

Doktor Nurul Taufiqu Rahman lahir di Malang 5 Agustus 1970. Bekerja di Pusat Penelitian Fisika LIPI sejak 1989. Tugas belajar ke Jepang sejak 1990, dengan program Pak Habibie (STMDP II, Science and Technology Man Power Development Program).

Ia merupakan doktor lulusan Kagoshima University, Jepang, dalam bidang Nanoteknologi dan Rekayasa Produksi.

"Beliau ini mempunyai 15 paten,separuh diantaranya diterapkan di industri," kata dia.

Sementara itu, Nurul mengharapkan penghargaan yang diterimanya tersebut dapat menjadi inspirasi bagi para peneliti untuk menghasilkan karya dalam bentuk produk. "Secara umum, pemerintah dan lembaga riset harus mengakselerasi pengubahan dari sekedar riset ke industri," harap Nurul.

Penghargaan ini adalah penghargaan tertinggi kepada insan pelaku teknologi yang berjasa kepada bangsa dan negara Indonesia dalam berinovasi dan berkreasi menghasilkan karya nyata di bidang teknologi. Terdapat 10 poin penilaian yakni state of the art, size of impact, degree of complexity, amount of effort, degree of maturity, (originality, uniqueness, degree of advantage, completeness of action, dan amount of result.JAKARTA

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement