Kamis 17 Jun 2010 18:00 WIB

Menambah Pinter Desa Pinter (3)

Sumber Informasi: Internet telah menjadi sumber informasi baru bagi masyarakat perkotaan maupun yang tinggal di pelosok.
Foto: taufik rachman
Sumber Informasi: Internet telah menjadi sumber informasi baru bagi masyarakat perkotaan maupun yang tinggal di pelosok.

REPUBLIKA.CO.ID,  Sekalipun disiapkan sebagai pendukung program Desa Pinter, respon  terhadap portal www.lumbungdesa.com, masih rendah. Hingga 16 Juni 2010, pengunjung portal ini tercatat 1.961. Padahal dari sekitar 60-an Desa Pinter yang ada di desa USO, angka kunjungan seharusnya bisa lebih tinggi lagi. Taruhlah ada 60 Desa Pinter. Bila setiap Desa Pinter melakukan kunjungan satu kali sehari, dalam satu bulan saja jumlah kunjungan ke portal ini sekitar 1.800 pengunjung.

Mengapa pengunjung portal Lumbung Desa masih sedikit? Ada banyak jawaban yang bisa dikemukakan disini. Boleh jadi, portal ini belum dikenal masyarakat pedesaan, utamanya masyarakat yang tinggal di Desa Pinter. Belum dikenalnya portal dimaksud, antara lain dipengaruhi faktor kurangnya sosialisasi dan edukasi. Di sisi lain, kecilnya jumlah pengunjung juga mengindikasikan bahwa konten yang disediakan tidak sesuai atau kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kemungkinan lain, internet yang ada di Desa Pinter tidak dimanfaatkan.

Sejauh ini, belum ada penelitian yang komprehensif mengenai respon publik terhadap akses internet di Desa Pinter. Namun fenomena Lumbung Desa bisa memberi gambaran kepada kita semua, bahwa diluar masalah teknis seperti listrik, Desa Pinter juga menghadapi aneka tantangan lain, seperti pemanfaatan akses internet, serta konten seperti apa yang selayaknya disediakan. Ini juga berarti selain menyediakan akses, pemerintah juga harus memperhitungkan bagaimana pemanfaatan akses yang disediakan, serta konten apa yang dibutuhkan dan diperlukan masyarakat pedesaan.

Dalam konteks ini, inisiatif Telkomsel menyediakan portal Lumbung Desa selayaknya mendapat dukungan para pihak yang terkait dengan pemberdayaan dan pembangunan di pedesaan. Dalam konteks pemberdayaan dan pembangunan pedesaan, memang diperlukan sumber informasi spesifik, customized dan berkelanjutan. Terlepas dari berbagai kekurangan yang ada, Portal ini bisa dikembangkan sebagai 'portal resmi' Desa Pinter dengan melibatkan lebih banyak lagi elemen didalamnya, baik pemerintah, kalangan kampus, entitas bisnis dan lembaga swadaya masyarakat.

Mengingat internet adalah satu sumber informasi yang baru, dimana belum seluruh masyarakat pedesaan mengerti dan memahami internet--termasuk bagaimana mengoperasikannya--, perlu disiapkan tenaga pendamping di Desa Pinter. Pendamping ini bertugas membimbing warga dalam mengoperasikan internet, mendownload dan mengupload data. Pendampingan juga dimaksudkan mengeliminir pemanfaatan internet untuk hal-hal yang tidak perlu dan bersifat kontraproduktif. 

Untuk pendamping, pemerintah bisa memanfaatkan para penggiat lembaga swadaya masyarakat, pegawai negeri sipil atau para guru yang ada di Desa Pinter. Pilhan lain, pendamping adalah para petugas yang mengelola community acces point atau penjaga layanan telekomunikasi dan informatika di Desa Berdering atau Desa Pinter. Selain pendamping teknis, diperlukan pula pendamping yang memiliki kemampuan memadai dalam menterjemahkan dan mengimplementasikan konten. Pendamping kategori ini adalah para penyuluh pertanian, kesehatan, perikanan dan sebagainya. Oleh karena itu, para penyuluh tersebut sepatutnya juga dilibatkan dalam pengembangan Desa Pinter.

Lantas bagaimana dengan konten? Pilihan konten pada gilirannya akan bergantung pada sasaran apa yang ingin dicapai dengan pengembangan Desa Pinter itu sendiri. Apabila Desa Pinter difokuskan pada aspek pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan, tentu saja informasi yang berhubungan dengan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan menjadi merupakan informasi primer. Sementara informasi lain seperti kesehatan, layanan publik, pendidikan menjadi informasi skunder.

Apabila kita memperhatikan desain yang dikembangkan Lumbung Desa, ia memang dirancang untuk mendukung pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan. Oleh karenanya konten yang disediakan berhubungan dengan masalah pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan, pertambangan, wisata, home industri, serta kebutuhan desa. Portal ini juga menyediakan kanal mengenai komoditas desa dan informasi mengenai harga komoditas.

Dalam tataran konsep, portal Lumbung Desa bisa menjadi media bagi Desa Pinter. Satu hal yang perlu dikembangkan lebih lanjut adalah struktur dan pola penulisan perlu 'diturunkan' sedikit agar lebih mudah dipahami pengunjung berpendidikan SMP ke bawah. Hal lain yang dirisbawahi disini adalah masalah akurasi informasi, kontinuitas dan nilai informasi itu sendiri. Informasi mengenai pupuk, misalnya, menjadi rendah nilainya pada saat ia ditampilkan saat berlangsung panen raya. Saat panen raya, tentu saja informasi yang diperlukan adalah hal-hal seputar pengelolaan hasil panen, pemasaran hasil panen, termasuk harga komoditi terbaik.

Untuk bidang pertanian, bisa diadopsi konsep yang dikembangkan Nokia Life Tools yakni menyediakan informasi berdasarkan siklus musim tanam. Konsep ini telah diterapkan di India dan memberi dampak positif bagi petani setempat. Nokia life Tools merupakan layanan berbayar, informasi yang disampaikan berbasis pesan singkat (SMS). Karena nilai informasinya tinggi, dengan akurasi yang relatif baik, banyak petani yang bersedia berlangganan layanan ini.

Pendekatan musim tanam bisa diterapkan untuk konten informasi di Desa Pinter, karena pada dasarnya siklus musim tanam antara satu daerah dengan daerah lain relatif sama. Pasokan informasi yang bisa diakses melalui internet, bisa didukung dengan model sms broadcast dengan penerima community acces point atau warung telekomunikasi dan informatika yang ada di Desa Berdering/Desa Pinter, untuk informasi yang penting dan mendesak.

Oleh karena itu, sebelum dikembangkan Desa Pinter secara masif, Kementrian Komunikasi dan Informatika perlu terlebih dahulu melakukan pengkajian dan identifikasi kebutuhan informasi pada desa yang akan dikembangkan menjadi Desa Pinter. Paling tidak, melakukan pengkajian mendalam pada desa-desa yang menjadi pilot project Desa Pinter, sekaligus mengidentifikasi kebutuhan informasi masyarakat setempat. Sekaligus melakukan pengkajian apakah informasi yang dipasok telah memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.

Desa Pinter, sekali lagi, berbeda dengan Desa Berdering. Kendala teknis seperti pasokan listrik, serahkan saja pada ahlinya. Kementrian Kominfo perlu lebih fokus pada pengembangan ekosistem bagi Desa Pinter itu sendiri, mengingat internet bisa menjadi pisau bermata dua. Pada satu sisi internet akan mampu mengakselerasi pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan, pada sisi lain ia bisa menjadi predator bagi sistem sosial dan tata nilai yang ada di pedesaan.

Desa Pinter, sekali lagi, bukan sekadar menyediakan akses internet di pedesaan. Melainkan membangun satu ekosistem baru bagi diseminasi informasi dan komunikasi di pedesaan yang efektif, efisien, real time dan bermanfaat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement